”Efek tsunami 11 Maret 2011 silam itu berbeda sesuai dengan kondisi geografisnya, tentu daerah di dataran rendah memiliki dampak paling besar,” terang Hitoshi di awal presentasi. Ia mengatakan, di daerah pesisir umumnya terdapat perbedaan struktur konstruksi dibanding daerah lain. Sehingga penelitian pun dilakukan guna mengetahui detail struktur yang cocok dengan keadaan geografisnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan sedikitnya diperlukan waktu dua bulan dalam rangka pemulihan hasil bencana ini. ”Menurut saya, itu adalah waktu pemulihan yang cepat,” ujar dosen Jurusan Teknik Sipil TU ini. Untuk daerah pesisir, lanjutnya, memakan waktu pemulihan yang lebih cepat daripada di daerah bantaran sungai. Hal ini juga tak terlepas dari pasokan sedimen yang berada di sekitar kawasan bencana.
Lain lagi dengan pemaparan Dr Shuichi Kure. Ia lebih fokus pada penanggulangan pasca bencana. Setidaknya diperlukan beberapa langkah yang dapat ditempuh. Di antaranya seperti pembangunan infrastruktur tahan bencana dan upaya pencegahan atau mitigasi. ”Setelah alat pendeteksi tsunami ditemukan, kerusakan bisa dilakukan dengan langkah mitigasi bencana,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga menerangkan bagaimana kondisi negeri sakura setelah dilanda bencana tersebut. ”Di banyak titik terimbas bencana, kita perlu menggunakan air seefisien mungkin, kegiatan pertanian pun sedikit terganggu kala itu,” ungkap pria yang juga asisten salah satu profesor TU ini. (man/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung