”Sesuatu yang baik dimulai dari komunikasi yang baik,” terang Bhramukti Agyl, Ketua Departemen Hubungan Luar HMTI ITS. Lebih lanjut, ia mengatakan nantinya softskill ini sangatlah dibutuhkan terutama bagi mahasiswa TI yang memiliki kesempatan lebih untuk berinteraksi dengan banyak orang. Selain itu, ia menyebutkan bahwa implementasi ini cocok dengan latar pendidikan TI yang lebih mengutamakan softskill daripada disiplin ilmu lainnya.

Senada dengan Agyl, Gane Maulana pun mengungkapkan atensinya terhadap gelaran ini. ”Kita mahasiswa, kita punya ide, tapi kalau tidak disampaikan percuma. Karena itu, kita perlu mempraktekannya,” gagas Ketua Pelaksana SPURS ini. Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah pemahaman konsep dan teknis sehingga ilmu komunikasi dapat diterapkan.

Kegiatan ini turut mengundang beberapa nama beken di bidangnya. Sebut saja Ebbi Darles, Rio Purboyo, dan Adri Suyanto SH. Pada presentasinya, Ebbi mengupas topik mengenai First Impression, yang merupakan pembuka dari proses komunikasi. ”Materi tadi mengingatkan saya pada banyak hal yang sering dilupakan seperti tersenyum dan bersalaman saat melakukan komunikasi,” ungkap Friska Hanna Tarida, salah satu peserta.

Berbeda dengan Ebbi, Rio Purboyo berbicara tentang teknik presentasi. Pada pemaparannya, ia menyebutkan bahwa sedikitnya terdapat tiga pondasi utama yang dibutuhkan dalam membangun presentasi. Yaitu semangat, kuasai materi sesuai dengan bidang, dan tunjukkan antusiasme ketika memberikan presentasi.

Penyampaian pun berlanjut ke Adri Suyanto, ia menyampaikan materi mengenai Networking and Maintenance Relationship. Ia merumuskan tiga hal yang dapat dilakukan guna menunjang keberhasilan masa depan melalui networking. Di antaranya seperti seseorang yang dituntut agar memiliki kemampuan memadai, sehingga ada value added yang bisa dihasilkan oleh orang tersebut.

Selain itu adalah networking dan good perception. ”Buat orang lain terkesan terhadap Anda sehingga menguatkan pandangan positif orang lain terhadap kita,” pungkas Adri. Di akhir, pihak panitia pun berharap pelatihan ini dapat diadakan satu kali dalam sebulan agar dapat mengawal pengembangan sumber daya mahasiswa TI. ”Kami harap kegiatan ini mampu mengembangkan potensi peserta ke arah yang lebih positif lagi,” tutup Gane. (man/fz)