Berbagai kalangan tampak bersemangat mengikuti pelatihan tersebut. Peserta pelatihan pun beragam, mulai dari dosen, mahasiswa, hingga pegawai pemerintah kota Surabaya. Mereka tampak antusias mengikuti pelatihan software buatan US Army Corps Engineers ini. 

”Pelatihan ini merupakan program kerja dari LPPM sebagai bentuk pengabdian masyarakat, semua bisa ikut belajar di sini,” tutur Prof Dr Ir Nadjadji Anwar MSc, Dosen Teknik Sipil ITS.

Program aplikasi HMC-HMS ini sebenarnya sudah tidak asing lagi. Namun, selama ini pemanfatan software tersebut dinilai masih kurang. ”Memang selama ini diperkuliahan fokus kepada teori dasar, sementara kompetensi pemanfaatan program HMC-HMS ini dinilai masih kurang,” ungkap Nadjadji, Ketua Laboratorium Keairan dan Teknik Pantai ini.

Selama dua hari, peserta akan membedah software lebih dalam dengan cara belajar membuat model peramalan hidrologi dengan program HMC-HMS. ”Program ini akan mempermudah pembuatan model hidrologi bagi para konsultan dan peneliti,” terang Nadjadji.

Model yang dihasilkan oleh program ini dapat dimanfaatkan untuk menemukan korelasi antara curah hujan dan debit aliran sungai. Selain itu, HMC-MMS juga dapat digunakan untuk membuat komponen model metreologi. ”Nantinya kita bisa menghitung prediksi hujan yang masuk ke dalam suatu sub daerah aliran sungai,” tandas Nadjadji.

Namun yang lebih penting lagi, model tersebut bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS). ”Pelatihan dilakukan mulai dari proses entri data, hingga memahami proses dan hasil dari model yang dihasilkan,” tambah Nadjadji.

Program ini mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan program pembuat model hidrologi lain yang telah ada. HMC-HMS dapat merancang model hidrologi  dengan menggabungkan beberapa komponen sekaligus.

Empat komponen model yang mampu dihasilkan program ini antara lain model meteorologi, kontrol, dan masukan data. Terlebih lagi, HMC-HMS ini merupakan open source sehingga dapat diakses oleh siapa pun dengan gratis. (anl/fz)