COLLOIT sebagai ajang kompetisi pelajar pertama yang diselenggarakan oleh Himatekk, diikuti oleh siswa-siswi SMA se-Jawa Timur. Dalam ajang ini, mereka ditantang untuk membuat mading tiga dimensi (3D) dan dua dimensi (2D) semenarik mungkin. "Mading mereka juga harus memiliki konten yang unik dan berhubungan dengan bidang chemical engineering," terang Hanung Wisnu Pratama, ketua pelaksana COLLOIT 2012.

Para peserta benar-benar diuji kreativitasnya untuk membuat mading dari peralatan seadanya. Hampir seluruh komponen mading pun tersusun atas barang-barang bekas atau recycle. Mulai dari botol bekas, daun-daun kering, sampah-sampah plastik, bahkan pipa-pipa bekas dapat pula dimanfaatkan sebagai media kreativitas.

Khusus untuk mading 2D, para peserta diberi waktu untuk menyelesaikan karyanya hingga waktu yang ditentukan oleh dewan juri. Sejak acara dimulai, para peserta tampak sibuk menyiapkan bagian-bagian dari mading yang akan dirangkai menjadi satu karya. Bukan hanya bentuk yang beragam, tema yang dipilih pun sangat variatif.

Selain kompetisi mading, ada pula kompetisi fotografi yang dapat diikuti oleh kalangan umum. "Kami ingin, bukan hanya para pelajar SMA yang berkompetisi, tapi para pengunjung juga turut berpartisipasi," imbuh Hanung. Terbukti, bukan hanya pelajar, mahasiswa dari perguruan tinggi lain juga terlihat turut serta dalam kompetisi tersebut.

Di tengah acara, diadakan pula kompetisi yang menguji wawasan mahasiswa baru ITS seputar pengetahuan umum dan kampus mereka. Be Numero Uno, yang menjadi judul dari kompetisi tersebut, diikuti oleh 50 mahasiswa baru dari berbagai jurusan.

Unit Kegiatan Mahasiswa Musik (UKM Musik), ITS Jazz, dan masih banyak lagi turut memeriahkan COLLOIT 2012 lewat band performance. Ada pula figur robot yang dinamakan Robot Colloit (ROCO) sebagai maskot COLLOIT. "Pokoknya, acaranya seru dan meriah," ujar Zendy dari SMA 1 Mojosari, mendukung teman-temannya yang menjadi peserta COLLOIT 2012.

Hanung menjelaskan bahwa COLLOIT adalah bentuk sumbangsih mahasiswa Jurusan Teknik Kimia terhadap lingkungan. Selain mengubah mindset siswa-siswi SMA mengenai Jurusan Teknik Kimia, mereka diajak peduli lingkungan lewat pemanfaatan barang-barang bekas. "Hal tersebut tentunya diselaraskan dengan tema keprofesian teknik kimia sendiri," pungkas mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2011 tersebut. (ken/esy)