Ir Satya Widya Yudha MSc menjelaskan sharing yang dimaksud ialah pembahasan tentang permasalahan negara saat ini. Seperti akan ke mana arah pembangunan Indonesia, hingga peningkatan kualitas hubungan antar alumni agar dapat saling mengisi dalam pengambilan keputusan negara. ”Hanya sedikit alumni ITS yang kini duduk dalam kepemimpinan tertinggi di Indonesia,” ujar salah satu anggota komisi 7 Kementerian Energi Republik Indonesia (RI) ini.
Sudah menjadi fakta umum jika ITS merupakan kampus pencetak insinyur alias sarjana teknik. Namun, pada kenyataannya saat ini lulusan ITS dinilai terlalu kaku, lantaran fokus terhadap dunia teknik saja. Menurut Satya, itulah salah satu penyebab tidak banyak lulusan ITS yang menempati jabatan yang tinggi dalam pemerintahan. Praktis, kiprah alumni ITS dalam kancah nasional kurang bergema di masyarakat.
Ia melanjutkan bahawa karakter yang dibutuhkan oleh alumni ITS saat ini ialah kepemimpinan, soft skill, maupun keberanian untuk tampil dan memperbanyak jaringan. Caranya adalah dengan tidak hanya mengisi konten pengetahuan teknik saat kuliah, tapi juga mengembangkan sayap jaringan dengan alumni ITS. ”Jaman saya dulu, alumni ITS tidak sebanyak sekarang, sehingga saat lulus dari ITS saya harus survive sendiri,” ujarnya.
Sedangkan sekarang, alumni ITS sudah hampir sebanyak alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), yakni 70.000 alumni. ”Alumni ITS sudah banyak, lulusan ITS harus bangga dengan almamaternya,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh ketua IKA ITS, Dr Ir Irnanda Laksanawan MSc. Bagian terpenting yang harus dilakukan oleh IKA ITS ialah menggerakkan alumni agar dapat berbangga dengan almamaternya sendiri. Ia berargumen bahwa semestinya puluhan ribu alumni ITS yang tersebar di seluruh indonesia ini mampu melakukan sesuatu yang besar.
Oleh karena itu, akhir Nopember tahun ini, IKA ITS akan menggelar ITS Bussiness Summit dan gerakan ITS untuk Indonesia di Balai Kartini, Jakarta. Dengan gelaran akbar tersebut, Irnanda ingin IKA ITS menunjukkan kepada Indonesia bahwa ITS sangat besar. ”Bahwa alumni ITS ada dan memberikan suatu kontribusi terhadap bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Ia berharap, pada akhir Nopember tersebut, 3000 alumni ITS dapat hadir dalam acara itu. Agar pada tahun 2015 kelak, ITS tidak hanya menjadi penonton dalam pengambilan keputusan negara. ”Insinyur harus bersuara dan mewarnai pengambilan keputusan untuk Indonesia,” tandas alumni jurusan Teknik Mesin ini.
Alumni yang hadir dalam acara ini beragam, mulai angkatan lama hingga yang baru lulus wisuda 104 lalu pun ada. Sebut saja Mohammad S Noer, alumni angkatan E-9 alias jurusan Teknik Elektro angkatan 1969 bersama teman-teman sejawatnya di angkatan pun hadir.
Jarak rumah yang cenderung jauh dan kesibukan masing-masing alumni membuat mereka jarang bertemu. Canda dan nostalgia pun segera membuncah saat bertemu dengan kawan-kawan lama. ”Dulu saat kita masih kuliah, ITS tidak bagus seperti ini. Tempat kuliahnya di lokasi yang sekarang menjadi Tunjungan Plaza,” kenangnya disambut ulasan dari kawan-kawannya yang turut mengenang masa mahasiswanya. (fin/izz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung