Keterdesakan persediaan bahan bakar minyak (BBM) telah menginspirasi banyak orang. Polusi kendaraan yang tak terbendungkan pun turut menjadi pendorong perlu adanya energi terbarukan yang lebih ramah. Salah satunya melalui riset grup yang dilakukan Dedid, yang bergerak untuk menghasilkan mobil listrik.
Mobil listrik pun menjadi pewacanaan nasional untuk merealisasikannya. Sedangkan menurut perkembangannya, mobil ramah non-Internal Combustion Engine (ICE) sudah mencapai beberapa generasi. ”Seperti mobil hybrid dan sekarang ini mobil elektrik,” ungkap Dedid.
Mobil elektrik yang diusungnya menggunakan penggerak utama motor induksi listrik. Sehingga yang menjadi fokusannya meliputi motor induksi listrik dan sistem kendali. Lebih khususnya lagi dalam hal bagaimana mengendalikan motor sesuai dengan yang diinginkan sesuai dinamika pergerakan kecepatan.
Dalam aplikasinya, penggerak elektrik memiliki dua jenis, yaitu motor direct current (DC) dan motor alternating current (AC). Sedangkan pengembangan dari riset Dedid mengarah kepada motor AC. Hal itu dikarenakan motor DC memiliki ukuran fisik yang cukup besar, perlu rutin perawatan, dan tidak handal.
Kelemahan motor AC seperti halnya butuh teknik Kendali yang lebih rumit karena motornya tidak linear. Maka perlu dilinearkan dengan kontrol vector. Selain itu pun, motor AC perlu disetarakan dengan motor DC dengan menggunakan Field Oriented Control (FOC). ”Hal itu dilakukan agar lebih mudah diatur,” tegas Dedid.
Ia menambahkan, oleh karena itulah dipergunakan soft computing sebagai kendali cerdas untuk mengatur motor induksi. Hal itu pun tidak berhenti hingga teori saja, dirinya memamerkan ilustrasi dari hasil percobaannya kepada mobil yang diberi nama Electric Vehicle ITS G-1. Sebuah mobil tua keluaran Honda tersebut.
Melihat dari harapan, banyak peluang yang muncul dari adanya riset itu. Dedid meyakini dan optimis bahwa keberlangsungan mobil elektrik ini akan terus terlaksana jika dilandasi dengan konsistensi. Untuk saat ini, konsistensi itu ingin ia curahkan terhadap ketuntasan risetnya pada mobil tua itu.
Kedepannya, akan muncul bisa terjadi suatu kombinasi antara mobil ICE yang menggunakan konverter mobil elektrik. ”Sehingga akan seperti mengendarai mobil matic saja,” pungkasnya. (qly)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung