ITS News

Selasa, 30 April 2024
05 September 2012, 09:09

Repository ITS Kembali di Peringkat Teratas

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Peringkat itu dinyatakan oleh webometrics, yakni sistem yang memberikan penilaian terhadap perguruan tinggi terbaik di dunia melalui situs website-nya. Bulan Juli 2012 lalu, ITS menduduki peringkat pertama nasional untuk keempat kalinya, sekaligus berada pada peringkat ke-14 dunia. Tentu saja terdapat berbagai cerita dalam pengembangan repository Perpustakaan ITS yang sebelumnya menduduki peringkat ke-64 nasional ini.

Dimulai pada tahun 2004, perpustakaan ITS mendapat bantuan aplikasi program perpustakaan digital dari Institut Teknologi Bandung (ITB). ”Kemudian terus berlanjut sampai 2007, kita sudah bisa upload 1.500 tesis yang hanya memuat judul, abstrak, dan daftar isi,” Drs Mansur Sutedjo SIP, Kepala Perpustakaan ITS meneruskan ceritanya.

Walau begitu, Mansur dan timnya menghadapi banyak kendala. Pernah mereka harus menghadapi ulah hacker, juga menghadapi kecemasan sivitas akademika ITS untuk mempublikasikan karya mereka. Sebagian besar penulis khawatir jika publikasi karya mereka dapat menimbulkan plagiarisme. ”Sebenarnya tidak perlu khawatir. Karena kalau karyanya banyak dibaca orang, itu dapat melahirkan referensi baru. Lagipula kalau dipublikasi, justru akan ketahuan jika ada plagiarisme,” ujar Mansur.

Untuk menanggulangi kekhawatiran tersebut, perpustakaan digital ITS pun menggunakan sistem viewer dan watermark dalam setiap tulisan yang dipublikasikan. ”Sistem itu kami pelajari dari Universitas Kristen Petra. Kami tidak dapat software, tapi kami coba membuat sendiri dengan SDM yang ada,” kata pria berkacamata ini.

Itulah yang mendasari perkembangan repository Perpustakaan ITS pada tahun 2008. Sistem viewer memberikan fasilitas bagi anggota perpustakaan digital ITS untuk dapat membaca tulisan yang diinginkannya, tanpa fasilitas mengunduh. Sedangkan watermark memberikan identitas pada setiap halaman dokumen agar tak dapat disalin oleh pembaca.

Meski telah menerapkan sistem viewer dan watermark, publikasi karya ilmiah tak langsung diminati sivitas akademika. Hingga akhirnya rektor menerbitkan surat keputusan mengenai wajib serah simpan karya ilmiah. Maka dalam setiap momen wisuda, staf perpustakaan dapat menerima sekitar 2.000 judul tugas akhir untuk dipublikasikan. ”Kami keberatan beban, sampai akhirnya diciptakan sistem upload mandiri untuk mahasiswa dan dosen,” ujar Mansur.

Hingga kini, pengembangan repository Perpustakaan ITS masih menghadapi beberapa kendala teknis, misalnya kapasitas server yang perlu ditingkatkan. ”Developer juga hanya ada satu, kita masih butuh developer yang paham bahasa pemrograman dan jaringan,” tambah Mansur. (set/esy)

Berita Terkait