ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
30 Agustus 2012, 18:08

Jepang Gandeng ITS di Bidang Pangan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Short Term Program merupakan satu bentuk kerjasama dalam jangka waktu dua minggu. Sasarannya adalah mahasiswa dan dosen ITS yang melakukan riset dalam bidang pangan. ”Meski sebenarnya ITS belum memiliki jurusan pangan,” terang Prof Dr Darminto MSc, Pembantu Rektor IV (PR IV) bidang penelitian, kerjasama dan inovasi.

Ia melanjutkan, hal itu tidak membuat ITS menolak kerjasama tersebut mentah-mentah. Tentu saja karena adanya potensi yang ITS miliki, seperti banyaknya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang mengarah kepada pangan.

Baru-baru ini, beberapa riset dosen pun sudah mengarah ke bidang pangan. Contohnya riset pembuatan beras sagu, yang tak lain merupakan tantangan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, saat menjadi keynote speaker di kegiatan yang diadakan ITS.

Delegasi itu diwakilkan oleh Ken Tekenouchi PhD, Dean of Foof Packaging dan Dr Shinichi Suematsu. Mereka datang atas informasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Osaka. Selain berkunjung, mereka pun disuguhi produk-produk pangan hasil cipta mahasiswa ITS yang sudah memiliki brand.

Tak sampai di sana, kerjasama itu dengan Jepang juga mencakup permintaan kepada ITS untuk mengirimkan dosen agar mengajar di sana. Dan adanya student exchange yang memungkinkan untuk mengadakan social life, culture exchange dan pertukaran informasi teknologi. Selain itu juga pemberian diskon terhadap pembiayaan riset di Jepang. ”Kami pun turut mengundang mahasiswa sana untuk kuliah di ITS,” tegas Darminto.

Meski belum diadakan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU), ITS siap untuk merealisasikannya. Akan tetapi, sebagai sebuah legalitas, MoU itu menjadi langkah awal yang akan disusun. Barulah pihak-pihak yang terkait di bidang pangan ini dikirimkan untuk mengikuti program yang diproyeksikan intensif tersebut.

Produk-produk pangan yang prospektif dan berkeinginan untuk maju dari suatu kegiatan wirausaha mahasiswa inilah yang menjadi bidikan utama. Keuntungannya bukan hanya riset, tapi bisa menambah nilai dari produk tersebut. Selain itu, tentunya juga mendapatkan pengalaman di laboratorium Jepang. Kerjasama ini membuka peluang bagi seluruh mahasiswa ITS dengan menghubungi Pusat Inkubator Industri ITS. (qly/fz)

Berita Terkait