Hanya ada satu tujuan dalam benak Mahasiswa angkatan 2008 ini. Tyas ingin membawa kebanggaan nama ITS di tingkat Nasional. Tak ayal, mimpi Tyas mendapat tantangan besar. Ia merasakan Ketatnya kompetisi Mawapres Nasional. Selama empat hari, Tyas berhadapan dengan mahasiswa terbaik bangsa.
”Ada yang bilang finalis Mawapres itu orang ambisius terhadap kemenangan, tapi di sana saya justru bertemu dengan teman-teman akrab dari Indonesian Future Leader,” ujar Tyas yang sempat menjadi peserta konferensi mahasiswa nasional tersebut.
Selama berlaga di Mawapres Nasional 2012, Tyas harus menunjukkan kompetisinya di multi bidang. Empat bidang yang harus ditampilkan antara lain Karya Tulis Ilmiah (KTI), kegiatan ekstra kulikuler, Bahasa Inggris, dan Psikotes.
Setiap aspek memiliki bobot penilaian dengan total skor maksimal sebesar 600 poin. ”Ada juga penilaian kepribadian, di sana setiap tingah laku finalis diawasi oleh panitia termasuk ketika makan bersama,” ungkap Tyas.
Pada sesi KTI, Tyas berhasil memukau juri dengan gagasan cemerlangnya tentang dunia desain dan indutri. Ketika mayoritas peserta lain mengangkat masalah sosial, Tyas berani membawa tema visual branding. ”Kata juri bahasan saya fresh, belum ada yang mengangkat tentang ini sebelumnya,” ungkap Tyas.
Inspirasinya mengangkat Visual Branding berawal dari pengalaman Tyas ketika melakukan penelitian di daerah Krian, Sidoarjo. Krian merupakan daerah penghasil sepatu yang terkenal dan salah satu yang terbesar.
Tyas menemukan fenomena unik di tempat produksi tersebut. ”Saya kaget waktu mengetahui bahwa produk mereka ternyata dikirim ke luar negeri, kemudian dijual kembali dengan merk tenar seperti Nike dan ZARA,” pungkas Tyas.
Ia sangat menyayangkan jika produk buatan Indonesia dijual dengan merk luar negeri. Padahal, hal ini sebagai salah satu bukti bahwa produksi dalam negeri memiliki kualitas yang setara dengan merk ternama. Hanya saja, produk asli buatan Indonesia ini kalah dalam sisi branding di pasaran.
Untuk mengenalkan produk Indonesia, butuh strategi lain yang bisa mengena di hati masyarakat Indonesia. Strategi inisiatif Tyas ini disebut dengan visual branding.
Menurut Tyas, Visual Branding cocok digunakan sebagai strategi untukmenghadapi kecenderungan masyarakat memilih produk karena pamor. ”Misalnya orang membeli kamera Canon karena merknya,padahal ada produk merk lain dengan kualitas serupa dan harga lebih murah,” kata Tyas.
Tyas yang aktif dalam kampanye penggunan produk dalam negeri merasa yakin, Visual Branding akan mengangkat pamor produk Indonesia. ”Saya mengapresiasi pemerintah yang berusaha menggalakkan kampanye menggunakan produksi Indonesia, tapi itu belum cukup,” terang Tyas.
Pelajaran Berharga
Bertemu dengan 16 mahasiswa terbaik meninggalkan pengalaman berharga bagi Tyas. Finalis yang berlaga pada kompetisi Mawapres nasional umumnya mempunyai kiprah yang berskala internasional.
”Kalau mau menang mendapat predikat Mawapres, kita memang butuh Achievement berupa kemenangan dan medali, tapi bukan itu inti dari mawapres,” kata Tyas.
Menurut Tyas, menjadi mahasiswa berprestasi tidak harus mendapat gelar Mawapres. Kesuksesan mahasiswa menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat bagi orang lain, hal tersebut juga sebuah prestasi. ”Semua orang yang bisa berprestasi tanpa perlu gelar Mawapres,” ungkap Tyas.
Meski belum berkesempatan menduduki peringkat pertama Mawapres Nasional, Tyas mengaku bersyukur dengan hasil tersebut. ”Mahasiswa berbasis teknik jarang ditemukan di sana, ITS bisa masuk lima besar menurut saya ini luar biasa bagi ITS,” ujar Tyas. (anl)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung