10 tahun berlalu, sejak tim MC ITS meraih piala yang sama untuk kali pertama dalam AC 2002 di Rockland, USA. Kali ini, tim MC dapat meraihnya kembali dalam ajang yang sama di Bantry, Irlandia.
Tepat pukul 18.00 waktu Bantry, mereka menantikan nama Indonesia dipanggil untuk menerima penghargaan tersebut. Tak ayal, seketika setelah pengumuman dipaparkan, semua anggota Tim MC ITS menangis tersedu-sedu karena terharu.
Sebagian lagi bahkan bersujud syukur. Walaupun tim ITS tidak memenangkan semua nomor perlombaan, keterlibatan tim Indonesia selama pertandingan ini dinilai mencerminkan semangat AC yang paling kuat di antara peserta yang lain.
Sebelum menyerahkan piala tersebut, Lee Scarbrough, President of AC Foundation mengatakan trofi Spirit of AC adalah salah satu trofi yang paling penting. Sebab, trofi tersebut diberikan kepada tim yang sudah berjuang dengan keras, bukan hanya ketika perlombaan berlangsung. ”Persiapan mereka menuju event ini pun ikut diperhitungkan,” ujarnya.
Secara khusus, lanjutnya, trofi ini dianugerahkan kepada tim yang paling mewakili semangat dari AC International. Pengambilan keputusan ini pun tidak asal comot saja. Hal tersebut diperoleh panitia dari hasil vote setiap kontestan, juri, panitia, maupun penduduk lokal.
Salah satu faktor kemenangan ini adalah perjuangan maksimal kontingen MC ITS. Selama persiapan, tim Indonesia telah bekerja keras selama kurang lebih 10 bulan untuk membangun kapal Rojo Segoro. Kapal itu memang dibangun khusus untuk mengikuti event tersebut.
Fiqhy Dian Nashrullah, humas tim MC mengatakan bahwa di antara 15 tim yang mengikuti event ini, hanya tim Indonesia yang membangun kapal mereka sendiri. ”Kapal kami pun menjadi primadona bagi kontestan lain dan penduduk lokal karena performa serta keindahannya,” ujarnya.
Bukan hanya membangun kapal, sebagai kontestan yang paling jauh dari venue lomba, Tim Indonesia harus menggalang dana yang cukup besar untuk bisa bertanding dalam event tersebut. Latihan fisik, mental, dan kemampuan bahasa Inggris selama enam bulan pun tak luput untuk dilakukan.
Bahkan meski lomba dilaksanakan mulai Sabtu (21/7), mereka telah tiba di Bantry, Irlandia seminggu sebelum perlombaan untuk melakukan latihan. Selama perlombaan, mereka juga selalu tampil bersemangat. Meskipun, pada awalnya mereka sempat kaget dengan cuaca di Irlandia yang cukup ekstrim dan dapat berubah dengan cepat. ”Kita satu-satunya peserta dari negara beriklim tropis,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, persahabatan tim MC dengan tim lain pun terjalin dengan baik. Menurutnya, apapun hasil pertandingan yang mereka dapatkan, tampil bersemangat sampai garis finish tetap menjadi suatu keharusan.
Respon penduduk lokal pun sangat positif terhadap mereka. Banyak yang meminta untuk berfoto bersama tim MC maupun dengan kapal Rojo Segoro. Banyak pula penduduk yang mengatakan, mereka adalah tim yang paling ramah jika dibandingkan dengan tim lain. ”Mungkin hal ini dikarenakan kami kerap menyapa siapapun yang kami temui di jalan,” tutur mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan ini.
Dalam penyerahan trofi tersebut, trofi AC berhasil diraih oleh kontestan dari Irlandia Utara. Sedangkan trofi Lance Lee berhasil dibawa pulang oleh tim tuan rumah Irlandia. (fin/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung