ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
01 Juli 2012, 14:07

Lagi, Bangun Industri Penerbangan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Membawa semangat Bung Karno, Agus Dwi Laksana, salah satu pembicara dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI), menjelaskan terbentuknya perusahaan tersebut. Dikisahkannya, saat HUT TNI AU ke-10, Bung Karno berpidato singkat terkait Menggaruda di Angkasa. "Artinya, industri tersebut harus menguasai angkasa," terangnya.

Satu hal yang membuatnya prihatin adalah belum bangganya bangsa Indonesia dengan produk yang dihasilkan perusahaan dalam negeri. Terbukti dengan fakta bahwa pada tahun produktifnya, dari 250 unit pesawat model CN-235 buatan PTDI justru banyak digunakan oleh negara lain.

Negara Turki menggunakan 35 unit, Korea Selatan 24 unit, dan Malaysia menduduki posisi terbanyak ketiga dengan 16 unit. "Ini bukan suatu kebanggaan, Indonesia justru tidak menggunakannya," tandas Agus iba.

Sebagian besar pesawat di Indonesia masih impor. Hingga saat ini, 67 tahun usai Indonesia merdeka, salah satu sektor utama transportasi, yakni dirgantara, masih belum dikuasai. Agus menambahkan hal tersebut terjadi lantaran Indonesia tidak fokus, bahkan tidak pernah fokus pada pengembangan potensi sektor dirgantara. "Padahal pada akhir tahun 1977 hingga 1999, teknologi ini yang paling kita kuasai," tuturnya.

Dikatakannya, Korea Selatan justru semakin melejit karirnya. Sebab, mereka sangat fokus dalam mengembangkan industri penerbangan. Korsel yang sebelumnya membeli pesawat dari indonesia, beberapa tahun kemudian datang ke Indonesia dengan menawarkan sebuah pesawat buatan mereka. "Itu adalah rancangan pesawat dari PTDI yang batal direalisasikan, dan ternyata dibuat oleh Korsel," ujarnya lugas.

PTDI mengalami kemunduran seiring dengan terjadinya krisis moneter, bahkan sempat dipailitkan. Padahal hampir 600 engineer milik PTDI adalah lulusan ITS. Sehingga, lebih dari ribuan insinyur PTDI memilih keluar dari PTDI dan bekerja di luar negeri, lantaran tidak produktif jika tetap di Indonesia. "Saat ini, tugas kita untuk menarik kembali mereka ke Indonesia, untuk membangun industri ini," lanjut Agus.

Berusaha membangun kembali industri penerbangan, pemerintah telah memberikan dana sebesar Rp 2,2 triliun. Dana tersebut tidak lain untuk pembangunan kembali PTDI. Namun, Agus atas nama PTDI justru tidak berpikir demikian. Menurutnya, pemerintah tidak tahu apa yang diinginkan pihak PTDI dari mereka. "Kita hanya ingin sebuah kejelasan, PTDI ini akan bagaimana, bukan dana dari pemerintah," tandasnya. (fin/esy)

Berita Terkait