ITS News

Jumat, 26 Desember 2025
30 Juni 2012, 10:06

Bawa Tari Sajojo Papua ke Irlandia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Model tarian sajojo seolah hasil modifikasi dari tari poco-poco sebelumnya, dengan empat gerakan yang mudah ditirukan. "Tariannya nggak ruwet, sehingga orang asing mudah menirukannya," kata Pradipta Rayi Palupi, salah satu anggota.

Sengaja memilih tari sajojo, lanjut dia, lantaran konsep mereka adalah mengajak seluruh peserta Atlantic Challenge untuk menari bersama. "Yang ingin kita tonjolkan keakraban budayanya," tambah Palupi.

Lebih menghayati tarian, mereka sengaja mengenakan kostum punakawan atau yang lebih dikenal dengan tokoh bagong, semar dan semacamnya. Tak lupa, topi menyerupai blankon juga mereka kenakan, seperti pada saat lomba kategori Kapten Gig’s. Dalam kategori tersebut, peserta seolah tengah melakukan upacara resmi penjemputan tamu kenegaraan. Sehingga, harus mengenakan kostum khasnya.

Kali ini, tidak hanya membawa tarian saja, mereka pun memodifikasi tari sajojo dengan musik dangdut. Fiqhy Dian Nashrullah, humas tim MC menjelaskan bahwa mereka menambahkan lagu dangdut di akhir pementasan tari sajojo. "Agar musik dangdut tidak di klaim luar negeri dan diapresiasi oleh pemuda internasional," tuturnya.

Budaya Indonesia, lanjutnya, sangat diapresiasi saat perlombaan semacam itu. Pada saat kompetisi, terdapat sebuah kategori yang mengharuskan peserta menaiki kapal tim lain. Para pemuda itu pun saling berebut untuk menaiki kapal tim Indonesia.

Tahun sebelumnya, tim MC ITS membawakan alat musik angklung. Pada akhir kompetisi, mereka meninggalkan angklung tersebut kepada sekumpulan orang tua yang sangat menyukai musik angklung. Tidak disangka, beberapa bulan kemudian, mereka meng-upload video permainan angklung di Youtube. "Kita sangat terharu akan antusiasme mereka," tutur Fiqhy menambahkan.

Masih Mencari Kelengkapan Dana
Sampai saat ini, tim MC masih membutuhkan dana. Kurang lebih Rp 200 juta harus mereka kantongi untuk dapat berlaga di ajang tahunan ini. "Kita masih berusaha mencari tambahan dana," ujar Fiqhy.

Meskipun waktu yang tersisa tinggal beberapa hari lagi, Fiqhy menyatakan ia akan berusaha semaksimal mungkin. Baik mencari kelengkapan dana dengan cara menjemput bola ke petinggi alumni ITS di Jakarta maupun menghubungi kembali instansi yang telah diberikan proposal. "Semoga bisa menutup semua kekurangan," tutupnya. (fin/esy)

Berita Terkait