Peristiwa ini terjadi Jumat (22/6) lalu, ketika Kelompok Studi Burung Liar (KSBL) Pecuk ITS sedang melakukan observasi di salah satu hutan kampus. Mereka menjumpai dua orang tengah duduk-duduk sembari membawa jaring penangkap.
"Wah, bukan perkutut," ucap Ahmad Yanuar meniru pernyataan salah seorang penangkap. Ia menceritakan, saat itu burung yang terjebak dalam perangkap, berjenis burung wiwik. Sedang yang mereka cari ialah jenis burung perkutut. Seketika itu pulalah rombongan KSBL Pecuk ITS menyadari kedua orang tersebut sedang menunggu hasil dari perangkapnya.
Dikatakan Yanuar, kedua penangkap tersebut mengaku tidak mengetahui batasan wilayah terlarang penangkapan burung di ITS. "Mereka mengira hanya di wilayah kampus saja yang tidak dizinkan," jelasnya.
Hal tersebut juga diakui Citra Fitrie Riany, salah satu anggota KSBL Pecuk. Menurutnya, kejadian serupa kerap terjadi di lingkungan kampus ITS. Ia merasa hal ini seperti sistem perdagangan pada umumnya. Awalnya, ITS melepas berbagai jenis burung untuk menambah tingkat biodiversiti. Namun, pihak tak bertanggung jawab menangkapnya dan ITS kembali membeli burung-burung tersebut. (man/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung