ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
25 Juni 2012, 18:06

Menjadi Teknokrat yang Berkarakter Seniman

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS menggelar Diskusi Seni dan Teknologi, Senin (25/6) di Pusat Robotika ITS. Dalam acara ini, hadir budayawan Slamet Abdul Sjukur dan seniman Natalini Widhiasi yang menjelaskan tentang keterkaitan antara teknologi dan seni dalam berbagai aspek.

”Seni dan ilmu pengetahuan meruapakan suatu kodrat yang tidak bisa dipisahkan,” tutur Slamet mengawali diskusi. Budayawan yang juga komponis musik kontemporer ini lalu menunjukan berbagai hubungan antara seni dan teknologi, tentunya dalam sejumlah karya seni.

Sepakat dengan Slamet, Natalini pun mengatakan, penggabungan keduanya juga dapat mengubah hal biasa menjadi luar biasa. Ia mencontohkan banyak bangunan di dunia saat ini yang detailnya tak hanya dari segi teknologi,  tapi segi estetika juga sangat dipertimbangkan.

”Ciri dari suatu negara yang besar ialah mampu memberikan apresiasi yang tinggi pada sejarah dan seni,” ungkap Natalini. Oleh karenanya ia berharap ITS  berani membuat lompatan yang besar dalam  mengkolaborasikan seni dan teknologi.

Pembantu Rektor I ITS, Prof Dr Ing Ir Herman Sasongko berharap agar sivitas akademika ITS dapat menjadi teknokrat (orang yang ahli dan profesional di bidangnya, red) yang berkaraketer seniman. ”Sifat liar yang kreatif dari seorang seniman harus dicontoh oleh teknokrat,” ujarnya.

Herman menegaskan, orang eksak harus berani keluar dari kotak dan definisi yang kaku. Baginya orang eksak perlu mencontoh seniman,  yang harus bergerak dengan intuisi diiringi keberanian untuk berkreasi dan berekspresi. ”Problem itulah yang masih terjadi di kampus kita,” pungkasnya. (ald/nir)

Berita Terkait