ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
25 Juni 2012, 18:06

Jadi Doktor dengan Sidik Jari

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pria kelahiran Ujung Pandang, Sulawesi Selatan ini tampak begitu meyakinkan. Tidak tampak sedikit pun rasa cemas atau grogi di wajahnya. Gaya bahasanya lugas.  Alhasil, disertasinya yang berjudul Kinerja Support Vector Machine pada Klasifikasi Distorsi Akuisisi Citra Sidik Jari Berbasis Multi Fitur menjadi menarik.

Dalam disertasinya, Rahmat mencoba untuk menghadirkan alternatif proses klasifikasi jenis distorsi (perubahan bentuk, red) akuisisi citra sidik jari manusia. Ia membagi jenis distorsi tersebut dalam tiga bagian yakni: kering, netral, dan berminyak. Untuk mengukurnya, Rahmat mengandalkan metode Support Vector Machine (SVM) yang berbasis perhitungan statistika.

Rahmat mengaku, penelitian yang menggunakan kriteria distorsi akuisisi citra sidik jari kering, netral, dan berminyak seperti itu belum pernah diadakan sebelumnya. Oleh karena itu, ia menilai bahwa hasil penelitiannya akan banyak digunakan dalam berbagai kondisi sosial. Contohnya identifikasi pelaku kejahatan atau pendaftaran e-KTP (Kartu Tanda Penduduk).

Pria yang juga menjadi Dosen Jurusan Matematika Universitas Negeri Makasar (UNM) ini menjelaskan, pengambilan sidik jari pada berbagai aplikasi sering kali  bermasalah dan terjadi distorsi. Sehingga, kualitas sidik jari yang dihasilkan pun berkualitas rendah. "Karenannya, klasifikasi distorsi secara lebih dini dapat meningkatkan akurasi dan kualitas citra sidik jari," ungkapnya.

Diusulkan Punya Tim Riset
Keberhasilan Rahmat dalam penelitiannya tidak saja mendapat apresiasi dari Sivitas Akademika ITS. Keberhasilan ini juga mendapat sambutan hangat dari instansi tempatnya mengajar. Buktinya, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam (FMIPA) UNM, Prof Dr H Hamzah Upu MPd, sampai menyempatkan diri untuk hadir dalam sidang terbuka ini.

Dalam kesempatan ini, Hamzah ikut mengamini permintaan tim penyanggah agar dibentuk tim riset di fakultasnya. Tim ini bertugas untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan Rahmat dalam identifikasi sidik jari. "Memang, masih banyak yang harus di eksplor dari penelitian ini," tutup Rahmat singkat. (ram/nir)

Berita Terkait