Menurut pria yang akrab disapa Tom ini, semua orang bisa menjadi entrepreneur. Tidak terkecuali seorang ilmuan. ”Entrepreneur itu karakter. Yaitu mereka yang berani menghadapi risiko,” ungkap Tom di awal pembukaan seminar.
Tom mengatakan bahwa ilmuan di perguruan tinggi punya peluang besar untuk berbisnis dengan dunia industri. Salah satu caranya yaitu dengan menciptakan inovasi produk yang dapat diproduksi massal di masyarakat. Hasil royalti dari riset ilmuan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk penelitian di perguruan tinggi itu sendiri. ”Banyak universitas di Amerika yang menggunakan konsep kerjasama penelitian seperti ini. Hasilnya dimanfaatkan untuk kepentingan riset universitas,” terang Tom.
Pria yang hadir dengan kostum batik ini kemudian memaparkan sepak terjang entrepreneur di USA. Dengan gaya bicaranya yang santai, Tom mencontohkan satu pengusaha yang gugur di persaingan industri karena gagal menghadapi persaingan pasar. ”Pintar-pintarlah membaca peluang perkembangan teknologi pasar, kalau tidak kalian bisa gugur seperti industri kamera konvensional,” kata Tom.
Namun hal yang tidak kalah penting di dunia entrepreneur adalah memahami integrasi antar bidang. ”Integrasi keilmuan akan membuat anda mengerti permasalahan berbagai bidang, dari situ kita bisa paham arti understanding market,” tandas Tom.
Tak sampai di situ, Tom juga berbagi ragam kisah ilmuan dan entrepreneur di USA yang sukses membangun bisnis. Tom mengambil contoh kisah perusahaan besar komputer USA, Apple. Perusahan ini bisa maju karena kelihaian mereka membaca kebutuhan konsumen. ”Seperti kata Steve Jobs, orang tidak tau apa yang mereka butuhkan sampai kita menunjukkan pada mereka dan lahirlah produk Apple,” cerita Tom.
Kemampuan membaca peluang dan permintaan pasar menurut Tom menjadi hal yang wajib dimiliki oleh setiap entrepreneur. Mereka yang gagal membaca peluang ini akan tersingkir dari pasar. Sensitifitas memahami perkembangan pasar ini dapat dilakukan dengan cara membuat inovasi teknologi. ”Inovasi dan kreativitas menjadi salah satu kunci setiap pengusaha untuk bertahan di tengah persaingan,” pesan Tom .
Dr Maria Anityasari ST ME, Kepala IO ITS, menerangkan bahwa seminar ini khusus diadakan untuk memfasilitasi mahasiswa yang sedang meniti karir sebagai entrepreneur. Awalnya seminar ini hanya membahas tentang creative thinking. ”Pak Tom justru berinisiatif mensinergikan materi creative thinking dengan entrepreneur,” ungkap dosen yang sekaligus menjabat sebagai direktur IO ITS ini. (anl/fz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan