Dua siswi SD tersebut adalah Aufa Millatul Haqq dan Sonia Augustin Puspa. Ditemui disela kebahagiaannya usai pemberian penghargaan, dengan antusias mereka menjelaskan alat yang mereka buat. Yaitu sebuah alat pengaman anti maling berbasis kode morse yang diterapkan pada rumah dan kendaraan.

Dalam sebuah mobil misalnya, alat tersebut akan meminta pengemudi untuk memasukkan sebuah kode morse. Kode morse tersebut digunakan untuk memverifikasi pemilik mobil. Meskipun kunci mobil telah dimasukkan dan mobil dapat berjalan, pengguna harus memasukkan kode terlebih dahulu jika tidak ingin mesin mobilnya mati di tengah jalan. ”Hanya pengemudi yang tahu apa kode morse untuk mobilnya tersebut,” jelas Milla.

Usut punya usut, ide mereka berawal dari film komedi Mr Bean berjudul Holiday yang diputar di sebuah stasiun televisi. Dari sebuah adegan pencurian mobil oleh Mr Bean serta beberapa penelitian di lingkungan sekitar tentang pencurian mobil, maka tercetuslah ide tersebut.

Duduk di sekolah yang tidak mengajarkan ilmu basic teknik, dua siswi ini mengaku belajar sendiri tentang hal tersebut lantaran mencintai dunia teknik elektro. Waktu satu bulan pun mereka habiskan untuk mendesain, merakit seta menguji coba alat pada sebuah mobil.

Nindita Suryaditya Putri, wakil ketua panitia mengatakan bahwa penilaian juri tidak menilik sama sekali darimana tim tersebut berasal. Bahkan, ia juga tidak menyangka saat mendapati ada salah satu bidang yang dijuarai oleh siswa SD. Menurutnya, juri menilai dari proposal yang ditulis oleh peserta sejak Januari lalu. ”Kalau saya lihat sih alat mereka sederhana, tapi sangat bermanfaat,” ujarnya menanggapi.

Selain itu, dari bidang elektronika dasar microkontroller, SMKN 3 Singaraja mendapatkan juara dengan alat penyiram halaman otomatis yang mereka buat. Dari bidang otomasi industri, juara kategori mahasiswa disabet oleh tim UNW Mataram dengan produk baterai kering dari limbah tongkol jagung. Encovis, alat pengolah limbah dari ITS mendapatkan juara pada bidang telekomunikasi, multimedia dan informatika.

Greenman yaitu control smart class dari ITS mendapatkan juara bidang manajemen efisiensi energi. Sementara dalam bidang biomedik, alat pengukur kalori pada tubuh manusia milik Universitas Brawijaya (UB) menjadi juara.

Ke depannya, Nindita menyatakan bahwa panitia LCEN akan membantu para peserta yang ingin mematenkan hasil karyanya. Menurutnya, proses paten tersebut tidak mudah, terdapat tahapan-tahapan yang cukup rumit. ”Di pameran hari ini pun kami menyiapkan satu stand khusus untuk konsultasi paten,” tuturnya. (fin//fz)