ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
14 Mei 2012, 12:05

Kembangkan Pusat Kerajinan dengan MAHDEC

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jumlah penghuni Liponsos Keputih makin hari makin membngkak saja. Hal tersebut disebabkan oleh bertambahnya jumlah tunawisma, pengemis, dan anak jalanan di Surabaya. Saat ini, jumlahnya telah mencapai 902 orang.

Sementara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengaku tidak mampu lagi mengatasi defisit keuangan yang dialami oleh Liponsos Keputih.”kini, masalah keuangan tersebut diserahkan ke pemerintah provinsi,” terang Bela Nurilia.

Berawal dari masalah tersebut, Lia bersama empat orang temannya, Ika Novitasari, Arum Fitri Anisya, Nining Iswahyudi, dan Tomy Kurniawan menggagas Maja Hand Made Center (MAHDEC). ”Penghuni Liponsos kami latih membuat kerajinan yang berbahan dasar buah maja,” terang mahasiswa angkatan 2009 ini.

Gagasan Lia juga berasal dari fenomena tanaman maja di ITS  yang tidak terpakai. ”Kami menemukan dari bahwa buah maja dapat diubah menjadi kerajinan tangan,” terang Lia. Variasi produk yang dihasilkan pun beraneka ragam. Misalnya, lampion unik dan kotak tisu.

Produk MAHDEC tersebut nantinya akan dipasarkan, sehingga dapat membantu masalah keuangan yang dialami oleh Liponsos. ”Ke depan, MAHDEC punya peluang menjadi bisnis UKM yang dikembangkanoleh penghuni Liponsos,” tandas Lia.

Liponsos juga menyambut antusias program tersebut. Terlebih karena buah maja yang digunakan ternyata memungkinkan proses penyembuhan bagi penderita psikotik yang tinggal di tempat tersebut. ”Aktivitas ini akan mengurangi waktu luang para psikotik sekaligus memberi pelajaran soft skill,” terang Lia.

Menurut keterangan Lia, MAHDEC mempunyai peluang menjadi pusat kerajinan tangan buah maja. ”Kami juga melakukan budidaya buah maja di lingkungan sekitar Liponsos,” terangnya. Dengan budidaya tersebut ,diharapkan manfaat dari programnya semakin berkembang di masa depan. (anl/esy)

Berita Terkait