Koloni semut tersebut tentu saja bukan semut sungguhan. Mereka adalah siswa Sekolah Dasar (SD) peserta Kid Summit, sebuat kegiatan yang digagas beberapa mahasiswa ITS yang tergabung dalam Kids Organizer. Yakni, sebuah lembaga pendidikan softskill dan multiple intelegence yang diikutkan pada Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK).
Nadia Sanggra P bersama Andardi ayu, Resti Marsellya dan Maratul F menggagas lembaga ini setelah melihat kurangnya pelatihan soft skill khusus anak-anak. Menurutnya, selama ini pelatihan soft skill hanya ditujukan untuk mahasiswa dan orang dewasa. "Padahal, kemampuan soft skill harusnya dibangun sejak dini," ujar mahasiswi Jurusan Teknik Kimia.
Di samping itu, Nadia dan timnya juga ingin menfasilitasi para orang tua yang ingin mendidik soft skill anaknya, namun tidak memiliki cukup waktu. Saat ini, dikatakan Nadia, para orang tua sudah semakin sadar akan pentingnya kecerdasan lain selain hard skill. "Maka tidak heran banyak orang tua yang memasukkan anaknya di lembaga-lembaga ekstrakurikuler dan lembaga pendidikan lain di luar sekolah," tutur mahasiswi asal Jakarta ini.
Kids Organiser memiliki dua program andalan yakni Sersan Kancil dan Koloni Semut. Pada program Sersan Kancil, setiap anak diajarkan tentang dasar-dasar kepemimpinan. Hal ini memungkinkan sang anak untuk mampu memahami segala masalah di sekitarnya dan mengambil keputusan yang tepat untuk menyelesaikannya.
Program andalan lainnya, Koloni Semut, menekankan pada pembentukan karakter anak yang peduli dan tidak egois. Sesuai namanya, program ini membentuk karakter mau bekerja sama dan tidak memaksakan kehendak pada anak-anak.
Kedua program tersebut diadakan dalam bentuk fun games di luar ruangan. Sehingga, anak-anak yang mengikuti program ini tidak akan sadar sedang diajak belajar. Nadia mengungkapkan, bentuk kegiatan outbond sengaja dipilih untuk mengimbangi bentuk kegiatan belajar konvensional yang biasanya dilakukan di dalam ruangan. Di samping itu, bentuk kegiatan outbond dengan game menarik lebih dapat mengasah kreativitas anak.
Program ini disambut hangat oleh banyak anak. Bahkan, beberapa anak rela meninggalkan kegiatannya demi mengikuti acara ini. Mualim contohnya, siswa SD Negeri 5 Tambak Wedi ini rela melepas kesempatan untuk mendukung tim bola kesayangannya, Persebaya, yang sedang berlaga. "Sak jane hari ini Persebaya tanding di Benowo, Kak," ujarnya.
Ditanya tentang alasannya mengikuti program ini, Mualim hanya menjawab singkat. "Bonek juga harus pintar," selorohnya sembari menutup pembicaraan. (ram/esy)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,