ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
13 Mei 2012, 17:05

Yuk, Bangun Desa!

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Diawali dengan alunan lagu tentang desa yang dilantunkan oleh Presiden BEM ITS, Imron Ghozali, National Seminar on Applied Technology (Nitro-Tech) ini dimulai. Dalam seminar ini, aspek yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah desa menjadi bahasan utama.

Awalnya, Goris menyemangati pemuda Indonesia dengan sebuah fakta bahwa Indonesia diramalkan akan menjadi salah satu negara besar pada tahun 2030 nanti. Karena Indonesia nantinya dalam masa demografi, yakni terdapat banyak penduduk usia muda. Sehingga, sejak dini Indonesia harus mempersiapkan pemuda-pemudanya untuk mencapai hal tersebut.  ”Pada saat itu adalah masa jaya sebuah negara,” ujarnya cukup yakin.

Menurut Goris, potensi-potensi Indonesia banyak yang belum dimanfaatkan. Kebanyakan potensi tersebut ada di daerah. Oleh karena itu, pemuda yang telah menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi diharapkan kedatangannya ke daerahnya untuk menyerukan perubahan dengan sebuah karya.

Goris pun membagi pelajaran penting yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam memulai langkah awal membangun desa. Pertama, sebuah niat, keinginan dan kesungguhan harus tumbuh. Melakukan mapping alias memetakan potensi maupun permasalahan yang terdapat di daerah masing-masing, menjadi tahap penting selanjutnya.

Tidak hanya sekedar memetakan, juga memikirkan ide untuk mengembangkan potensi tersebut. ”Ketika sebuah ide kreatif telah muncul, akan mudah menggerakkan pemuda lainnya,” jelasnya.

Menurut Goris, prinsip just do it harus diterapkan dalam setiap langkah. Usai melakukannya, baru belajar dari pengalaman. Networking, itulah hal kedua yang harus dicari sejak dini oleh mahasiswa. Diakuinya, jaringan yang telah dibentuk sejak mahasiswa sangat membantu dalam menjalankan misi membangun desa.

Tidak ketinggalan, ia pun menceritakan perjuangannya dalam membangun desa. Awalnya, ia merasa terpanggil untuk kembali ke desanya. Ia bergerak dengan sebuah keyakinan bahwa jika berbuat kebaikan, maka akan kembali dengan kebaikan pula.

Bahkan, Goris memberikan sebuah pekerjaan rumah untuk Kementerian Pendidikan. Mata pelajaran dalam dunia pendidikan seharusnya mengarah kepada potensi lokal daerah masing-masing. Pelajaran tentang kearifan lokal haruslah dimaksimalkan. Terkadang, banyak hal yang terhenti gerakannya karena peraturan pemerintah. ”Jangan sampai seperti tikus mati di lumbung padi, berhenti di tengah perjuangan,” tegasnya.

Selain menghadirkan pemuda penggerak desa, Dr Ikhsan S Psi MM, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, turut dihadirkan. Ia menjelaskan langkah smart government dalam mengembangkan kota.

Sedangkan, dari segi perjuangan mengabdi ke desa semasa mahasiswa, panitia menghadirkan Fardy Muhammad Ichsan dari Himpunan Mahasiswa Sipil Institut Teknologi Bandung (HMS ITB). Pria yang kerap disapa Icang itu menceritakan program bangun desa HMS. Yakni, lewat pembangunan kembali sekolah dasar yang hancur karena gempa. (fin/esy)

Berita Terkait

ITS Media Center > Berita Utama > Yuk, Bangun Desa!