ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
13 Mei 2012, 16:05

Wachsys, Bantu Olah Data Industri Bus

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Lima sosok ini adalah Adityo Yudistira, Fahmi Hidayah, Rachmad Dwi
Raharjo, Enggar Proboaji, serta Mohammad Arief Budi. Dengan Ir Josaphat Pramudijanto M eng didapuk sebagai dosen pembimbing.

Sejak dua tahun yang lalu, ide pembuatan mesin otomatis untuk perhitungan pengepresan lempeng sudah terbersit dipikiran mereka. Pasalnya, dua dari lima anggota ini pernah Kerja Praktek (KP) di perusahaan Armada, dan menemukan permasalahan dalam perhitungannya.

Mesin pengepres lempeng tersebut digunakan untuk membentuk bodi bus. Setiap satu lempeng besar dapat dibentuk bermacam-macam jenis bodi bus, tergantung kebutuhan. Dalam pengoperasian mesin ini, terdapat seorang operator yang harus menekan tombol mulai jika lempeng siap dipres dan menghitung berapa kali pres dalam satu hari. Ia juga harus mencatatnya dengan baik dan teliti.

Selain itu, juga terdapat dua orang karyawan yang bertugas mengangkat lempeng menuju mesin pres serta mengembalikannya lagi setelah dipres. ”Pernah ada yang tangannya terpotong karena kelalaian operator, terlalu cepat menekan tombol mulai,” sebut Adit prihatin.

Perhitungan yang dilakukan operator membuat data dapat termanipulasi. Sebab, acapkali operator malas untuk menghitung dan menyesuaikan jumlah hari ini dengan hari kemarin. Tidak hanya itu, faktor kecerobohan manusia pun juga mendukung, yakni ketika mulai mengantuk dan bosan menghitung, dia hanya mengira-ngira saja. ”Padahal hal-hal kecil itu dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,” ujar Ami menjelaskan.

Permasalahan tersebut tidak hanya terjadi di perusahaan Armada saja. Hasil survei mereka ke perusahaan Adi Putro juga menunjukkan permasalahan yang sama. Karenanya, mereka membuat sebuah alat bernama Wachsys. Lewat karya berjudul Monitoring Mesin Press Menggunakan Programable Logic Control (PLC) untuk Meningkatkan Keefektifan Dan Efisien Kerja pada Perusahaan Industri Karoseri.

Alat tersebut dapat memulai pengepresan secara otomatis dan menghitung pengepresan dengan akurat. Terdapat pula teknologi sensor yang menjaga keselamatan kerja para pengangkat lempeng. Sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja yang merenggut tangan mereka. ”Ada alarm yang mengingatkan jika pekerja pengangkat lempeng itu lelet, alias terlalu lama kerjanya,” jelas Adit lagi.

Uniknya, hasil perhitungan tersebut secara langsung terintegrasi dengan komputer yang bertugas mengetikkannya di Microsoft Excel. Sehingga, pekerja manajemen dapat mencetak data tersebut tanpa diolah lagi.

Alat ini turut menjadi salah satu dari 15 paten yang disediakan ITS. Saat ini, pengaplikasian di perusahaan Armada dilakukan setelah hasil rapat direksi keluar. Tak ingin setengah-setengah, Adit dan timnya berencana mengkomersialkan alat tersebut. ”Tidak hanya di Armada saja, tapi di seluruh perusahaan bus,” tutupnya. (fin/esy)

Berita Terkait