Akhir-akhir ini, banyak mahasiswa yang mengeluh akan kinerja SKK. Misalnya saja, terkait penurunan intensitas pemeriksaan STNK. Padahal, hal tersebut merupakan salah satu langkah penting untuk menghindari berbagai bentuk pencurian, utamanya kendaraan bermotor.
Komandan regu SKK ITS, Achmad Safrandi, menuturkan bahwa SKK sudah berusaha bekerja secara maksimal. Selama ini, 91 personil SKK, bergantian shift mengontrol keamanan wilayah ITS seluas 180 hektar. ”Ini masih ditambah dengan wilayah ITS kampus Manyar,” ujarnya.
Achmad melanjutkan, untuk penurunan intensitas pemeriksaan STNK sendiri, dilakukan demi kenyamanan bersama. Pasalnya, jika seluruh kendaraan bermotor yang keluar ITS diperiksa, maka akan mengganggu kelancaran lalu lintas. ”Bayangkan saja, ribuan kendaraan bermotor keluar ITS setiap hari,” ungkapnya.
Pengurangan kuantitas kendaraan yang melalui ITS, sebenarnya sudah pernah dilakukan dengan melarang kendaraan umum masuk ITS. Namun, hal ini mendapat protes keras dari masyarakat Keputih-Gebang karena ITS merupakan jalur utama perekonomian mereka. ”Kita juga harus ingat jika tanah ITS ini sebelumnya milik masyarakat Keputih,” jelas Achmad.
Selain itu, hal ini dilakukan juga untuk penghematan waktu. Pasalnya, jika terlalu lama antri cek STNK, akan sangat merugikan bagi orang-orang yang mempunyai kesibukan lebih. ”Seperti para karyawan dan petugas rektorat tidak mungkin kami periksa,” terang Achmad.
Sehingga, SKK berusaha mengambil langkah terbaik dengan memprioritaskan pemeriksaan STNK pada kendaraan keluaran terbaru saja. Sebab, menurut data yang telah dikumpulkan, pencuri kerap mengincar motor yang masih menjadi trend center di masyarakat. ”Tidak mungkin mereka akan mengambil motor tua tahun 80-an,” jelas Achmad.
Selain itu, kebijakan ini juga dilakukan untuk menyadarkan para mahasiswa ITS agar berusaha menjaga keamanan barang pribadinya sendiri. Pasalnya, selama ini mereka sering melalaikan keamanan kendaraan pribadinya dengan memarkir di sembarang tempat. ”Sudah banyak ban motor yang kami gembosi, namun mereka masih belum berubah,” tegasnya lagi.
Achmad melanjutkan, yang malah menjadi problem SKK saat ini, mengenai kelengkapan peralatan kerja. Pasalnya, untuk melakukan koordinasi antar personil, SKK masih belum memiliki alat komunikasi jarak jauh. ”Dulu kami sempat menggunakan HT (Handy Talky, red), namun ditarik kembali karena masalah perijinan,” tutur Achmad.
Untuk ke depannya, Achmad berjanji akan berusaha meningkatkan kinerja personilnya. Namun, hal tersebut juga harus mendapat dukungan dari seluruh sivitas akademika ITS. ”Untuk menciptakan lingkungan yang kondusif, kami harus bekerja maksimal, mahasiswa taat peraturan, dan peralatan kami juga dilengkapi,” pungkasnya. (ali/esy)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,