ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
01 April 2012, 07:04

Ustadz Ilusionis Semarakkan Festival Muslim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Lantai 1 Grha Sepuluh Nopember Surabaya penuh. Sekitar 600 pasang mata baik masyarakat luar maupun sivitas akademika ITS tertuju pada sosok yang mengenakan baju koko dominan merah muda itu. Dalam kesempatan ini, pria yang ramai dikenal dengan Ustaz Ilusionis ini lebih banyak membahas menggapai keberkahan dalam berkarya.

Ia mengatakan, dalam rangka menggapai berkah dalam karya, dibutuhkan DUIT. Dalam hal ini, konteks DUIT yang dimaksud bukanlah uang. Yang di maksud pria berkaca mata ini adalah doa, usaha, ikhlas, dan tawakal.

Doa yang ia maksud juga perlu diiringi dengan restu orang tua. Kemudian untuk usaha, ia menjelaskan, untuk menghasilkan karya, ikhtiar adalah kewajiban. Lalu ia lebih menekankan pada poin ketiga, ikhlas. ”Dalam berkarya, kita harus pasang niat dan jaga hati,” ujarnya.

Dengan mengutip sabda Nabi Muhammad saw, Finalis Dai TPI 2005 tersebut menuturkan, niat menjadi landasan seseorang dalam berkarya. Dan seseorang akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Namun, ia menambahkan, seorang muslim diharuskan untuk menjadikan Allah sebagai muara dari seluruh niat dari ikhtiar yang baik. ”Sehebat apapun karya kita, kalau kita nggak ikhlas, jadi sia-sia saat berada di hadapan Allah,” imbuhnya.

Saat tiga poin awal sudah dilakukan semaksimal mungkin, maka langkah terakhir adalah tawakal. Bukan pasrah yang dimaksud pria berdarah Tionghoa ini. Tawakal yang ia maksud adalah menyerahkan segala daya dan upaya yang telah dilakukan dengan maksimal kepada Allah swt. ”Ada doa, usaha, dan ikhlas lebih dulu,” tukasnya.

Seperti julukannya, Ustaz Ilusionis, ia juga memperagakan ‘sulap’ yang selama ini menjadi andalannya. Dengan memasukkan sebuah handphone dan koin ke dalam botol air mineral yang sebelumnya telah ditutup rapat. Awalnya peserta mengatakan tidak mungkin dapat masuk. ”Lihat sekarang! Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita berkarya diiringi niat yang mulia,” ujarnya mengambil hikmah setelah telepon genggam dan koin dapat masuk ke dalam botol tadi.

Melihat hal tersebut, beberapa peserta saling bisik. Mereka heran bagaimana bisa. ”Ini bukan magic. Saya nggak pakai kekuatan gaib. Itu dilarang oleh agama Islam,” ujarnya untuk mencegah peserta berprasangka buruk. Namun sayang, ia tidak menjelaskan bagaimana bisa masuk. Ia hanya mengambil hikmah yang dapat diambil dari ‘sulap’ yang ia lakukan.

Bagi Kurniawati Choirur Rosyidah, peserta, materi ini terasa menyenangkan dan memberikan pencerahan. ”Materinya sebenarnya berat, tapi disampaikan dengan ringan,” ujarnya.

Selain Ustaz Koko Liem, panitia juga menghadirkan Ustadz Anif Sirsaeba, penulis Fenomena Ayat-ayat Cinta. Ia menyampaikan materi tentang bagaimana menjadi muslim yang bisa berkarya. (nir/fz)

Berita Terkait