Acara ini merupakan salah satu agenda dari rangkaian kegiatan Festival Muslim. Kali ini, seluruh Lembaga Dakwah Jurusan dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) menjadi panitia. Dengan mengangkat tema Ideologi X-ISME, acara ini berhasil mengundang puluhan mahasiswa untuk memadati Plasa Dr Angka ITS.

X-ISME yang dimaksud dalam tema ini adalah paham kontroversial yang saat ini sedang ramai diperbincangkan, yaitu sekulerisme, pluralisme, dan liberalisme agama. Tidak ingin mendapat pembahasan yang dangkal, panitia mendatangkan dua ahli pemikiran yang getol mengonter paham tersebut. Pembicara tersebut adalah Aditya Abdurrahman selaku owner Majalah Sa’i dan Bahrul Ulum, tokoh Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS).

” Liberalisme agama adalah menempatkan agama dalam proses perubahan yang disesuaikan oleh akal,” ulas Adit. Ia melanjutkan bahwa konsekuensi dari paham tersebut adalah agama harus tunduk pada dinamika sosial, bukan sebaliknya. Adit menambahkan bahwa modernitas menjadi salah satu faktor penyebabnya. Modernitas yang salah membuat seluruh aspek kehidupan masyarakat dikontrol oleh rasio.

Lebih lanjut, materi dijelaskan oleh Bahrul Ulum. Dalam penjelasannya, ia berusaha melengkapi materi pertama dengan pembahasan lain, yaitu pengaruh sekularisme dalam ilmu pengetahuan. Menurutnya, pemisahan agama dengan ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan politik adalah langkah yang salah. ”Selayaknya sebagai penganut agama, maka kita harus menerapkan agama dalam seluruh sendi kehidupan,” ujarnya.

Antusias peserta sangat terasa hingga akhir acara, antusiasme tersebut terlihat dari berbagai pertanyaan yang dilontarkan dan terus bertambahnya kepadatan Plasa Dr Angka. Sebelum acara berakhir, para pembicara juga memberikan motivasi kepada peserta agar turut serta dalam membendung pemahaman tersebut. ”Paham ini jangan hanya dijadikan wacana, gali lebih dalam dan pahamkan orang sekitar Anda agar tidak terjerat di dalamnya,” tutup Adit. (lik/izz)