”Kerjasama dengan ITS ini lebih kepada teknologi perkapalan dan kelautan,” ungkap Jobi Trinanda Hasjim, Direktur Teknologi dan Pengembangan PGN. Lebih lanjut ia menjelaskan, selama ini lapangan gas yang lebih banyak berada di darat akan segera dikembangkan di laut. Oleh karena itu, PGN bekerjama dengan ITS yang notabene memiliki fasilitas sangat lengkap dibidang teknologi kelautan.

Salah satu bidang kerjasama yang akan segera direalisasikan oleh PGN dan ITS adalah perancangan armada kapal pendukung Floating Storage and Regasification Unit (FSRU). Sejak tahun 2010, Jobi mengakui bahwa PGN dituntut oleh pemerintah untuk mengembangkan fasilitas LNG dan memperbanyak unit FSRU beroperasi di Indonesia.

Saat ini, PGN sendiri telah mengoperasikan FSRU di Sumatera Utara, Labuhan Maringgai, dan Belawan. ”FSRU ini memerlukan kapal-kapal pendukung dalam operasionalnya, seperti tug boat, crew boat, dan mooring boat. Kami mengajak ITS untuk terlibat mulai dari tahap awal perancangannya hingga mengawasi pembangunan kapal-kapal tersebut,” terang Jobi.

PGN berharap, kerjasama ini dapat menjadi sinergi yang baik antara industri dan perguruan tinggi. Jobi mengungkapkan bahwa lebih baik menggunakan potensi yang dimiliki perguruan tinggi di Indonesia daripada harus membayar mahal pihak asing. ”Ketimbang harus bayar ke asing, lebih baik menginvestasikannya ke perguruan tinggi, sekaligus mendukung pengembangan teknologi di Indonesia,” papar pria kelahiran 6 April 1964 ini.

Ia pun menuturkan, melalui kerjasama ini PGN juga akan sangat mendukung ITS untuk menjadi center of excellence industri kelautan di Indonesia. Kerjasama yang ditandatangani untuk kurun waktu 36 bulan ini akan menjadi langkah awal yang baik untuk PGN dan ITS. ”Kerjasama ini sangat penting untuk ITS mengingat networking adalah salah satu strategi ITS untuk meraih international recognition,” jelas Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD, Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ITS. (ald/esy)