Ikut mendukung kebijakan ITS untuk menuju eco campus, WFR tahun ini didesain berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.  Setiap robot yang ada dalam WRF 2012 adalah robot ramah lingkungan. ”Kali ini kami menentukan barang bekas sebagai bahan dasar robot,” terang Iqbal.

Ketua panitia WFR ini menambahkan, semua bahan dasar robot murni barang bekas. Tidak ada yang membeli dari toko, sehingga lebih sulit dalam proses pembuatannya. ”Kami juga memanfaatkan sandal bekas sebagai bahan dasar,” tambah mahasiswa bernama lengkap Muhammad Iqbal ini.

Ketentuan membuat robot ramah lingkungan tak hanya berlaku untuk panitia saja, namun juga untuk peserta saat praktek membuat robot. ”Peserta dilarang menggunakan bahan baru, karena robot yang mereka buat nantinya akan dilombakan,” tambah Iqbal.

WFR yang setiap tahun selalu ada dalam rangkaian EPW ini tak pernah berhenti dalam berinovasi. Terbukti, dalam WFR kali ini ditambah satu kategori baru dalam penilaian robot. ”Mereka tetap dituntut kreatif meskipun berbahan dasar barang bekas karena robot terunik akan mendapat hadiah tersendiri,” tegas Iqbal.

Dalam rangkaian WFR, peserta dimanjakan dengan pemberian pengetahuan robot selama dua hari penuh. Yaitu pemberian materi tentang cara perakitan robot dari barang bekas dan  dilanjutkan dengan praktek membuat robot sendiri. ”Mereka kami bagi dalam tujuh kelas dengan kisaran delapan hingga sembilan tim tiap kelasnya,” jelas mahasiswa Teknik Fisika angkatan 2010 ini.

Di hari kedua, semua peserta diarahkan menuju Gedung Pusat Robotika untuk melombakan robot buatan mereka usai menjalani trouble shooting dan simulasi. Setelah itu, baru dilakukan penilaian. Dari keseluruhan robot tersebut, akan diambil dua robot terbaik sebagai juara utama. Robot yang paling cepat mencapai finislah yang menjadi juara utama.

Sedangkan untuk robot terunik, akan dipilih berdasarkan pendapat para juri. ”Semua robot akan dibariskan dan juri yang memilih sendiri,” pungkas Iqbal. (ali/fz)