Aminef merupakan sebuah asosiasi internasional yang berdiri pada tahun 1992. Salah satu program tahunan lembaga ini bernama Fulbright, yang merupakan beasiswa pertukaran pelajar bagi mahasiswa Amerika dan Indonesia.

Ada dua esensi utama dari beasiswa Fulbright. Pertama, untuk memperkenalkan pendidikan dan kebudayaan dari masing-masing negara. Yang kedua, untuk memberikan peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar teknologi terbaru di Amerika. Mereka diharapkan untuk dapat menerapkannya saat kembali ke Indonesia.

Direktur eksekutif Aminef, Michael E. McCoy mengatakan, beasiswa Fulbright bukan hanya untuk mahasiswa yang menempuh gelar sarjana saja. ”Kami menyediakan beasiswa Fulbright untuk mahasiswa sarjana, magister, doktor dan juga bagi para dosen yang ingin melakukan penelitian,” jelasnya.

Michael menambahkan, mahasiswa magister atau doktoral yang ingin mendapatkan beasiswa ini, harus menyertakan gelar yang mereka peroleh pada tahap sebelumnya. ”Mahasiswa yang belum mendapat pengesahan gelar dari universitas tidak dapat mengambil beasiswa untuk tingkat selanjutnya,” terangnya.

Tak hanya itu, Michael juga mengutarakan beberapa kiat-kiat khusus, agar mempunyai peluang besar mendapakan bea siswa Fulbright. Diantaranya adalah mempersiapkan standar TOEFL sesuai ketentuan. Selanjutnya adalah untuk mendaftarkan diri lebih awal dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dengan baik.

Di akhir seminar, Ketua International Office ITS, Dr Maria Anityasari ST ME memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang mengikuti seminar tersebut karena antusiasme mereka. ”Ini masih sesi pertama, sesi kedua akan dilaksanakan pada pertengahan minggu pertama masa kuliah nanti,” terangnya.

Dosen jurusan Teknik Industri ini juga menambahkan, ia berharap besar untuk meningkatkan jumlah mahasiswa ITS yang belajar di Amerika. Seminar selanjutya akan lebih memperdalam lagi tips dan trik untuk memperoleh beasiswa tersebut.(ali/lis)