ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
04 Januari 2012, 06:01

Siapkan 130 Mahasiswa Fast Track untuk ITK

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tim dari ITS kembali mempresentasikan proposal perencanaan dan masterplan-nya. Kali ini dihadapan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Dr H Awang Faroek Ishak yang datang berkunjung ke ITS, Selasa (3/1).

Dalam kesempatan tersebut, Prof Dr Ir Sulistijono DEA sebagai wakil dari tim ITS memaparkan tentang progres awal tim dalam penetapan tempat berdirinya ITK. Yakni, terletak pada 13 kilometer arah utara Balikpapan dengan tanah seluas 200 hektar.

Tak ketinggalan, Sulistijono juga menyampaikan pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA. Mantan Rektor ITS tersebut mengusulkan perluasan tanah untuk ITK, yakni menjadi 300 Hektar.

 Selain itu, Nuh menganjurkan pula untuk melakukan Feasibility Study (FS) lagi terkait lahan ITK. Menanggapi saran Nuh, tim perencanaan ITK telah menghubungi Pemerintah Provinsi (pemprov) Kaltim dan Pemerintah Kota (pemkot) Balikpapan untuk perluasan lahan.

"Dengan perencanaan 40 persen pembangunan berupa gedung dan lainnya berupa fasilitas non bangunan, maka pemkot Balikpapan menyatakan sanggup menyediakan lahan," pungkas mantan Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) tersebut. Dikatakannya, setiap permintaan dan dukungan dari tim perencanaan ITK dilayani dengan baik oleh pemerintah daerah Balikpapan.

Dengan penuh semangat, Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA, turut optimis bahwa ITK akan berjalan dan mampu menerima mahasiswa baru di tahun 2013. Bahkan, secara khusus, telah dipersiapkan 130 mahasiswa program Fast Track yang akan mengajar disana nantinya. "Pada 2013 mereka lulus S2 dari Jerman dan bisa mengajar," ujarnya.

Dalam masa sebelum lulusan Fast Track tersebut mengajar, terlebih dahulu disediakan dosen dari ITS maupun ITB. Sebab, program tersebut tidak hanya dilaksanakan di ITS. ITB pun telah melaksanakan program serupa.

Menurut Tri Yogi, keterlibatan ITS dan ITB sebagai pihak inisiasi institut teknologi justru memperkuat sinergi yang sudah terjalin. Dengan kata lain, bukan berarti ITS hanya mengurus ITK dan ITB bakal membina Institut di Sumatera. "Nantinya, para dosen juga bersinergi. Dosen di ITK juga bisa dari ITB, dan dosen di Sumatera juga akan ada dari ITS," terang dosen jurusan Teknik Mesin ini.

Lebih detail, Ir I Gusti Ngurah Antaryama PhD juga menjelaskan mengenai arsitektur masterplan ITK. Yakni, akan didirikan 26 program studi yang terbagi menjadi delapan fakultas. Termasuk didalamnya, Fakultas Teknologi Migas dan Pertambangan (FTM) dan Fakultas Teknologi Pertanian dan Perkebunan (FTP). Bangunannya terbagi menjadi beberapa cluster, yakni cluster rektorat, fakultas, jurusan, asrama mahasiswa, dan sebagainya.

Perpustakaan yang menjadi center sebuah perguruan tinggi bakal diletakkan ditengah bersama dengan gedung Rektorat. Kemudian dikelilingi oleh gedung perkuliahan dan gedung masing-masing jurusan.

Dengan prinsip efisiensi, gedung perkuliahan tidak dibangun di setiap jurusan, namun dibuat masing-masing fakultas. Di setiap jurusan hanya ada laboratorium dan administrasi jurusan saja. "Rancangan ini akan membuat kedekatan antar sivitas akademik, selayaknya perguruan tinggi sekarang seperti itu," jelas dosen jurusan Arsitektur ini.

Dalam perancangan bangunannya, ITK akan dibangun dengan basis Green Architecture. Dijelaskannya, tempat parkir di ITK akan dibangun pada masing-masing ujung gedung pusat perkuliahan, rektorat, dan perpustakaan. "Ini adalah Green design, sehingga nantinya semua sivitas melaksanakan kegiatannya dengan berjalan kaki dalam kompleks pusat tersebut," tandasnya sambil tersenyum.

Disisi lain, setiap gedung yang dibangun di ITK juga dikembangkan dari bangunan panggung khas Kalimantan. "Arsitekturnya imitasi bangunan di Kalimantan tanpa harus menirunya," pungkasnya. (fin/esy)

Berita Terkait