Acara tersebut menghadirkan dua pembicara handal. Yakni Ir Gatut Prasetyo MBA IAI dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Daerah Jawa Timur. Serta Dr Ir Jamhadi MBA, Direktur Utama PT Tata Bumi Raya.
Beberapa dekade ini, engineers atau para ahli teknik dinilai kurang leluasa untuk berkarya besar. Menurut Gatut, persoalannya terletak pada kurang mampunya keprofesian mereka untuk berdiri mandiri. Seperti misalnya, penentuan sebuah proyek yang dapat mereka kerjakan sangat bergantung pada para policy makers. Ini pun termasuk dalam pengambilan kebijakan maupun pengaturan yang terkair dengan proyek tersebut.
Selain itu, Gatut juga menyebutkan bahwa peraturan atau regulasi turut menghambat karya ataupun kerja seorang engineer. Termasuk regulasi tambahan yang telah disepakati antar negara, seperti misalnya AFTA. ”AFTA dalam konteks ini dapat dipandang sebuah tantangan,” ujarnya mantap.
AFTA telah membuka jalan bagi kebebasan kegiatan jasa dan perdagangan antar negara. Termasuk dalam bidang teknik .Engineers kini dapat lebih leluasa bekerja di negara-negara lain. Ini menjadi tantangan bagi Indonesia apabila engineers dalam negeri kalah bersaing dengan yang berasal dari negara lainnya.
Contoh perbedaan keahlian dapat terlihat pada kasus di Korea Selatan. Dr Ir Jamhadi MBA, menyebutkan bahwa di Seoul terdapat sungai selebar empat kilometer. Pada sungai tersebut, terdapat 20 jembatan serupa dengan jembatan Suramadu. ”Mereka punya 20 bisa, kita punya satu saja pun mengurus pada birokrasinya susah agar bisa didirikan,” paparnya.
Akan tetapi, AFTA juga memiliki sisi lain yang sebenarnya meningkatkan peluang para ahli bidang teknik. Karena peluang kerja tidak lagi dibatasi dalam negeri saja. Dalam menjawab hal tersebut, maka ada tiga tantangan pokok yang perlu dikuasai oleh para engineers. Yaitu kecakapan berbahasa, keterbaruan kompetensi, serta keluasan jaringan bisnis.
Jamhadi berpesan agar para lulusan ITS tidak takut dengan adanya AFTA. "Karena jumlah engineers hanya 10% dari lulusan perguruan tinggi lain yang non-Teknik," katanya. Artinya, peluang keprofesian dalam negeri sebenarnya masih sangat terbuka bagi para alumni ITS.(fin/lis)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung