Dalam Statuta ITS terbaru, disebutkan bahwa laboraturium adalah ujung tombak penelitian. Untuk itulah, penelitian berbasis laboratorium harus terus ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan diadakannya seminar tahunan ini. Seminar yang mulai dihelat sejak dua tahun lalu ini pun diikuti oleh mahasiswa S1 dan S2, serta dosen maupun praktisi planologi lainnya.

Secara khusus, seminar tersebut mendatangkan Dr Ir Heru Purboyo Hidayat Putro DEA dan Ir Teti Armiati Argo  MES PhD dari Planologi Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai pembicara. Ir Gamantyo Hendrantoro MEng PhD sebagai akademika ITS dan AA Gede Dwi Djaja Wardhana ST MT, Kepala Bidang Fisik Sarana Prasarana, Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya juga turut dihadirkan. Tak lupa, Dr Ing Ir Herman Sasongko, Pembantu Rektor I ITS, sebagai keynote speaker.

Menurut Ardy Maulidy Navastara ST  MT, panitia acara tersebut, tahun ini sistematika acara cenderung berbeda dari tahun lalu. Pria yang kerap disapa Ardy ini pun menjelaskan bahwa tahun lalu, seminar diawali dengan pengumpulan paper oleh peserta. Namun, tahun ini diubah menjadi narasumber sebagai pembicara dan dilanjutkan dengan dialog interaktif. "Sekarang lebih mengarah pada pengadaan roadmap penelitian," tutur dosen PWK ini.

Roadmap penelitian adalah agenda-agenda yang akan dilakukan untuk mengembangkan penelitian tentang PWK. Ardy juga menyebutkan, dengan adanya narasumber dari ITB, mereka dapat saling berbagi pengalaman, informasi, serta pengembangan roadmap. Sebab, dua narasumber dari Institusi tertua di Indonesia ini telah memiliki kelompok keahlian yang mempunyai roadmap. "Dari situlah nantinya kami (PWK ITS, red), dapat merencanakan bagaimana roadmap terbaik kami," pungkasnya mantap.

Untuk menuju sebuah keselarasan, maka dibutuhkan sinergi antara praktisi dan akademisi. Oleh sebab itu, dalam acara ini juga dipaparkan berbagai kebutuhan Bappeko sebagai pihak praktisi. "Aspirasi dari Bappeko, nantinya diolah dan dikaji bersama," ujar Ardy sembari tersenyum.

Pria berkacamata ini juga menyebutkan, dengan berbekal materi dari para akademisi dan share pengalaman dari para praktisi, maka dapat menemukan sebuah titik temu. "Semoga harapan dan pengalaman nantinya bisa direalisasikan dalam roadmap PWK," pungkasnya mengakhiri pembicaraan. (fin/esy)