ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
14 November 2011, 13:11

PSI 3, Mencetak Leader Berkarakter

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Pola kaderisasi di JMMI sedikit berbeda dengan organisasi lain di ITS. Yaitu melalui tahapan berjenjang bertajuk Marhalah. Marhalah ini dimulai dari PSI 1, PSI 2, dan PSI 3.

PSI 1 bertujuan membentuk pribadi muslim dan PSI 2 memiliki target mencetak da’i. PSI 3 merupakan pelatihan resmi yang terakhir di JMMI. Jenjang terakhir ini bertujuan untuk mencetak leader yang berkarakter. Hal ini diangkat oleh panitia menjadi tema acara tersebut.

”Kedisipilinan, komitmen, leadership, dan ruhiyah yang mantap adalah maksud dari tema PSI 3,” ujar Septian Ainur Rofiq selaku ketua panitia. Baginya, pemimpin sebuah Lembaga Dakwah Kampus (LDK) tidak cukup untuk hanya memilki kedisiplinan, komitmen, leadership. Akan tetapi juga terjaganya kondisi amal ibadah dan ruhiyah yang tidak boleh ditinggalkan. Hal ini terbukti dengan penugasan hafalan beberapa surat Al Qur’an dan Hadits selama kegiatan berlangsung.

Selama tiga hari, peserta mendapatkan beberapa materi. Salah satunya materi menjaga ibadah dan konsistensi aktivis dakwah kampus. Materi ini disampaikan oleh Havabe Dita Hijratulail, mantan Ketua Umum Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Ubaya.

Dia menyebutkan bahwa aktvitas berlebihan, dakwah yang dilakukan sendiri, dan cinta dunia dapat menyebabkan futur. Futur adalah satu penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para da’i dan penuntut ilmu. Sehingga mereka menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan.

Menurut Havabe, di antara ciri-cirinya adalah malas, suka menunda, terlalu sensitif, dan ketika saudaranya dizhalimi tidak ada rasa simpatik. ”Kalau sudah begini, hati-hati. Karena tidak sedikit orang yang tidak bisa mengendalikan futur-nya dan akhirnya lari dari dakwah,” tegas Havabe.

Bagi peserta, PSI 3 merupakan pelatihan yang unik. Jalinan persaudaraan (ukhuwah) terasa lebih erat. Salah satu peserta, Farizha Triyogi, berkata bahwa kegiatan tersebut merupakan yang paling berkesan daripada PSI lainnya. ”Berani beda, eksekutif, dan materinya cukup open mind,” ungkapnya mantap.

Ia melanjutkan, bahwa efek pelatihan tersebut mugnkin tidak akan terlihat secara instan. Namun kemungkinan besar baru akan terlihat saat peserta kelak menjadi bagian dari Ahlul Aqli Wal Aqdli (Ahwa), tim formatur JMMI ITS.(nir/lis)

Berita Terkait