”Ini (LexisNexsis, red) sesungguhnya lebih dari jurnal, kami menyebutnya sebagai intelectual information database,” ujar Nicholas Cho, perwakilan LexisNexis Asia Tenggara. Nicholas menjelaskan, banyaknya bidang keilmuan yang dapat ditemukan di LexisNexis membuat database ini berbeda dengan jurnal-jurnal lainnya.
”Tak hanya jurnal, magazine dan newsletter dengan berbagai bidang keilmuan juga dapat kita cari dan download dari LexisNexis,” jelas Nicholas. Meski saat ini LexisNexis belum termasuk jurnal elektronik yang dilanggan oleh ITS, sivitas akademika ternyata sudah dapat mengakses jurnal ini selama satu bulan free trial.
Saat ini ITS sendiri telah melanggan sedikitnya 19 database jurnal. ”Biaya yang dikeluarkan ITS untuk melanggan jurnal-jurnal tersebut jumlahnya sekitar 2,6 milyar, diantara perguruan tinggi yang lain ITS melanggan jurnal paling banyak,” ungkap Drs Mansur Sutedjo SIP, Kepala UPT Perpustakaan.
Oleh karena itu, Mansur mengharapkan pengadaan e-journal ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa. ”Jika memang dibutuhkan kami (Perpustakaan ITS, red) bisa saja melanggan LexisNexis, tapi harus konsisten apakah mahasiswa akan benar-benar menggunakannya atau tidak, karena sayang jika sudah dilanggan tapi tidak digunakan” pungkas Mansur. (ald/rik)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi