Ketika ditanya pembawa acara tersebut, mahasiswa yang kerap disapa Arif hanya menuturkan ia sulit mencari anggota tim untuk lomba kemanan jaringan. "Teman-teman sedang KP (kerja praktek, red). Jadi berjuang sendiri saja," ungkapnya sembari tersenyum.Ia memang tidak terlalu memusingkan posisinya yang tanpa tim.

Hebatnya lagi, ia mampu meraih juara di bidang yang tidak diajarkan di jurusannya. Diakui Arif, kebiasaan belajar sendiri lah yang membantunya memahami tentang keamanan jaringan. "Biasa browsing-browsing sambil belajar," ujarnya.

Baginya, belajar sendiri memang lebih mudah ketimbang harus diajari. Ini memang menjadi kebiasaanya sejak kecil. "Lebih baik saya dikasih clue lalu saya cari sendiri," ungkap mahasiswa angkatan 2008 tersebut. Ia menambahkan sifat ini memang berkebalikan dengan banyak orang.

Ia pun menuturkan bidang keamanan jaringan ini menarik. Sebab, ia dituntut memperkuat jaringan komputer dari para hacker. "Harus bisa menguatkan sisi aplikasinya," jelasnya sembari memaparkan contoh simple menutup semua lubang yang mampu menjadi sarang si hacker. Yakni, menutup akses login tanpa password.

Dalam Gemastik ini, ia kembali menuturkan hal fantastis yang mengundang riuh tepuk tangan peserta lain, terutama mahasiswa ITS. Pasalnya, di tahun terakhirnya, ia mendaftar tujuh dari sembilan lomba yang ada. Namun, yang diikuti hanya empat lomba. Dan ia pun berhasil menjadi finalis tiga lomba. Yakni, lomba pemrograman, penggalian data, dan keamanan jaringan.

Dikatakan Arif, sebenarnya karyanya di bidang lomba pengembangan permainan sudah lolos sampai tahap semifinal. Hanya saja, ia tidak jadi mengirim proposalnya kembali karena terhambat masalah KP bersama teman timnya.

"Tahun lalu saya ikut dan tidak lolos. Sekarang senang bisa juara," ujar Arif. Ia berpesan pada mahasiswa ITS untuk tidak takut berjuang sendiri. Sebab menurutnya, ketika kita yakin dengan karya kita, pasti hal tersebut akan membuahkan hasil maksimal. (esy/fi)