Selama sepuluh hari di Jerman, akhirnya Tim SpeKtronik-3 tiba di Surabaya, Jumat petang (30/9). Kedatangan mereka pun disambut meriah oleh mahasiswa ITS khususnya mahasiswa Teknik Kimia. Selepas diarak keliling Surabaya, tim ini pun disambut oleh sejumlah pejabat ITS di Gedung Rektorat.
Tim SpeKtronics-3 terdiri lima orang. Empat dari mereka, Hardiyanto Dwi Putra Wijaya, Muhammad Averous Ali al-Abid, Muhammad Fauzi, Otta Richard Bena Pinem, mahasiswa Teknik Kimia. Sementara seorang lagi adalah mahasiwa Jurusan Desain Produk Industri, Arditya Wicaktama.
Kemenangan SpeKtronics ternyata tidak didapat dengan mudah. Pasalnya, tim sempat mengalami banyak kendala. Kendala pertama terjadi ketika penerbangan dari Belanda menuju Jerman. ”Body mobil hancur saat mobil di tempatkan di kabin,” terang Hardiyanto Dwi Putra, Ketua Tim.
Menurut Hardi, sapaan akrabnya, meski hanya body tetapi sangat mempengaruhi sistem. Meski sempat merasa sedih, mereka berusaha untuk tetap tenang. Beruntung, berkat kerjasama tim dan ide dari Arditya Wicaksana, masalah tersebut dapat diatasi.
Masalah kedua terjadi pada bahan bakar. ”Terjadi perbedaan informasi yang kami terima mengenai jenis bahan bakar. Kita persiapkan PA (Pro Analisys) tapi ternyata yang digunakan jenis teknis,” lanjutnya. Hal tersebut berakibat pada hasil uji coba pertama. SpeKtronics-3 hanya mampu melaju sejauh tujuh meter. Akibatnya, tim ITS hanya bertengger di posisi keenam.
Beruntung, tim melakukan optimasi bahan bakar dengan tepat. Hasilnya, uji coba kedua mobil melesat sejauh 18.56 meter dengan eror 1.56 meter. Hasil ini membawa tim ke urutan kedua.
Hanya saja, akumulasi hasil race dengan presentasi menempatkan SpeKtronics berada di urutan ketiga setelah TU Dortmund dan Uni Bremen. ”Nilai presentasi yang didapat hanya 19 poin,” lanjut Hardi.
Menanggapi nilai ini, Hardi mengungkapkan jika kemungkinan terbesar karena kekurangmengertian tim akan budaya poster di Jerman. Budaya poster science di Jerman cenderung sederhana dan berwarna putih.Sementara, poster yang dibawa memiliki desaian seni. ”Niatnya ingin menunjukkan jika ITS memiliki seni, tapi ternyata salah,” ungkap mahasiswa angkatan 2008 ini.
Prof Dr Ir Tri Widjaya M Eng, Ketua Jurusan Teknik Kimia mengaku cukup berbangga dengan kemenangan ini. ”Tidak jadi soal urutan ke berapa yang penting bisa mencetak prestasi,” ungkap Tri.
Sego Njamoer Turut Disambut
Dalam acara penyambutan tersebut, turut hadir tim technopreneur ITS yang sedang melambung, Sego Njamoer. Pasalnya, tim Sego Njamoer ini baru saja memenangkan kompetisi bisnis tingkat nasional, Bussines Stand Up Award yang digelar oleh salah satu televisi swasta.
Menurut Muhammad Baarik K, salah satu anggota, Sego Njamoer berhasil masuk 17 tim terpilih mengalahkan 360 proposal bisnis lain dari seluruh Indonesia. Memasuki tahap wawancara, ia pun mengaku gugup. ”Tidak hanya karena juri, juga karena kamera dimana-mana,” lanjutnya. (ran/fi)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung