ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
23 September 2011, 22:09

Semnas SIKLUS, Bahas Isu Hutan dan Perubahan Iklim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Materi pertama seminar disampaikan Dr H Suparto Wijoyo SH, MHum, Mediator Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Suparto memotivasi para peserta agar semakin cinta dengan kearifan lokal budaya Indonesia, khususnya Jawa. ”Nenek moyang kita itu sudah mengenal modifikasi cuaca. Nenek moyang kita itu cerdas, mereka sudah mengenal pranoto mongso (ilmu tata iklim dan astronomi, red),” cerita Parto.

Di inti pembicaraan, Parto turut memaparkan fakta dari Greenpeace, Indonesia merupakan perusak hutan nomor satu. ”Wetland International mencatat Indonesia sebagai penyumbang karbondioksida nomor tiga setelah USA dan Cina,” imbuhnya. Food and Agriculture Organization (FAO) juga mengatakan, tahun 2000-2005 luas hutan Indonesia berkurang sebanyak 9,4 juta hektar.

Pemateri yang juga hadir diantaranya Dirjen Bina Usaha Kementrian Kehutanan RI , Dr Ir Iman Santoso mewakili Menteri Kehutanan RI, Zulkifli Hasan. Selain itu turut juga dalam seminar, Dr Ir Transtoto Handadari SHA MSc mewakili Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) .

Pembicara terakhir, Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM Prof Dr Ir Mohammad Na’iem M Agr Sc membahas Peran dan Fungsi Hutan secara Ekologi dan Hubungannya terhadap Perubahan Iklim Global. Na’iem memaparkan berbagai fungsi hutan, salah satunya sebagai tempat tumbuhnya berbagai macam obat untuk penyakit. ”Potensi hutan di Indonesia sangat besar. Hutan Indonesia memiliki keanekaragamanan hayati tertinggi di dunia,” terang Na’iem.

Namun sayangnya, sekarang hutan di Indonesia sudah mengalami banyak kerusakan.  Sumber kerusakan hutan dan lingkungan diantaranya disebabkan overcutting dan illegal coal mining. Na’iem pun sempat menampilkan gambar-gambar yang menohok. Diantaranya, penghuni hutan bukan lagi hewan dan tumbuhan, melainkan alat-alat berat.

Di salah satu slide presentasi Na’iem menyisipkan pesan melalui sebuah poster bertuliskan ‘menanam tumbuhan dimana pun oleh siapa pun di bumi’ . Ia mengingatkan pentingnya tebang pilih tanaman demi keberlanjutan kehidupan. (ers/fi)

Berita Terkait