ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
23 September 2011, 10:09

DSME Korea Gandeng ITS untuk Riset FLNG

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Join Reseach in Floating Liquified Natral Gas (FLNG) adalah bentuk kerjasama yang saat ini tengah dilaksanakan ITS dan DSME. Kerjasama riset ini ditandatangani pertama kali pada Desember 2009 lalu, dan mulai tahun ini hingga 2012 mendatang kerjasama akan dilanjutkan pada penelitian Cluster LNG Development, Cluster LNG Safety Studies, dan Approval of Cluster LNG Storage Tank and Vessel.

Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA pun turut hadir meresmikan acara. Rektor mengungkapkan apresiasi atas berlanjutnya kerjasama penelitian ini. ”Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas berlanjutnya join research ini, semoga ITS bisa menjadi instutusi yang memimpin dalam menyelesaikan permasalahan energi,” ungkapnya.

Setelah peresmian, acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh beberapa pembicara dari berbagai kalangan. Sebut saja Ir Satya Widya Yudha MSc dari DPR RI, I Gusti Suarnaya Sidemen dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Dr Jung Han Lee selaku Executive Vice President of DSME.

Satya yang menjadi pembicara pertama dalam workshop ini menyampaikan beberapa fakta seputar regulasi dan kebijakan Indonesia pada sektor energi. Satya menerangkan bahwa subsidi Indonesia dibidang energi khususnya pada bahan bakar minyak terbilang terlalu tinggi. ”20 persen anggaran negara digunakan untuk subsidi, sedangkan untuk infrastruktur hanya sepuluh persen,” terangnya.

Alumni Fakultas Teknologi Kelautan ITS inipun memaparkan data yang menunjukkan bahwa subsidi yang dikeluarkan pemerintah pada tahun 2011 untuk energi mencapi Rp. 187,16 Triliun. Jumlah itu termasuk Rp. 120,8 Triliun untuk subsidi bahan bakar minyak. ”Jika kita tidak melakukan apa-apa, subsidi dapat naik hingga 30% pada tahun 2012,” ujar Satya.

Oleh karenanya Satya sangat mendukung adanya riset dibidang FLNG ini. Ia mengharapkan Indonesia bisa beralih dari pemakaian bahan bakar minyak ke bahan bakar gas. ”Tantangan kita kedepan adalah mengalihkan subsidi dari bahan bakar minyak ke gas, mengembangkan energi terbarukan, termasuk geothermal untuk sumber daya listrik,” jelasnya.

Sementara itu, dalam presntasinya Jung juga menyampaikan bahwa Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak sumber daya gas. Ia menampilkan data beberapa lokasi di Indonesia yang menyimpan banyak kekayaan gas. Daerah itu antara lain Bontang, Natuna, Arun di kawasan Sumatera Utara, dan Masela di kawasan Irian Jaya.

Jung yakin bahwa hasil kerjasama ini akan bermanfaat bagi Indoensia dan Korea. Hal itu ia samapikan mengingat Korea saat ini adalah negara pengguna LNG terbesar kedua di dunia, sedangkan Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sumber daya gas. ”Saya yakin join reseach ini nantinya akan berkontribusi banyak baik untuk Indonesia dan Korea,” pungkasnya. (ald/yud)

Berita Terkait