Tahun ini, teknis pemilihan Ketua Jurusan (Pilkajur) diserahkan kepada masing-masing jurusan. Calon Ketua Jurusan (Cakajur) yang maju merupakan hasil kesepakatan seluruh dosen di setiap jurusan. Demikian juga dengan pelaksanaan masa kampanye dan hari pemilihan. Meskipun pihak institut memberikan batas Pilkajur hingga akhir bulan September, mayoritas Pilkajur di setiap jurusan telah berakhir pada Kamis, (15/9).

Secara umum, alur Pilkajur dimulai dengan pencalonan dosen untuk menjadi Cakajur. Kemudian dilakukan musyawarah untuk menentukan nama dan jumlah Cakajur yang maju ke tahap pemilihan. Selanjutnya, Cakajur terpilih melakukan kampanye dan tahap terakhir pemungutan suara oleh civitas akademika di setiap jurusan.

Beberapa jurusan melakukan alur yang berbeda. Di Jurusan Desain Produk Industri (Despro), jurusan yang terletak di depan gedung Robotika ini tidak menggelar kampanye terbuka untuk sosialisasi. Bentuk sosialisasi dilakukan melalui poster yang tertempel di majalah dinding (mading) dan roadshow ke setiap kelas untuk menjelaskan biografi dari Cakajur.

Selain itu, terdapat beberapa keluhan dari mahasiswa Despro mengenai jadwal pemungutan suara. "Jadwalnya tidak jelas. Kadang buka sampai siang, kadang tidak buka sama sekali. Jadi, membingungkan,” keluh salah satu mahasiswa Despro yang menolak namanya dituliskan.

Lain dengan Jurusan Teknik Informatika. Pasalnya, hingga Jumat (16/9) ini keramaian Pilkajur belum terlihat. "Bahkan sekedar poster atau sosialisasi lisanpun belum ada, masih adem ayem,” cetus Fajri Rahmat, salah satu mahasiswa Teknik Informatika.

Namun, sebagian besar Pilkajur berlangsung lancar. Bahkan, kreativitas jurusan untuk mensosialisasikan jurusan terlihat di beberapa jurusan. Di jurusan Fisika misalnya, informasi tidak hanya melalui poster tetapi juga melalui kliping seputar Cakajur yang dipasang di mading.

Ada yang menarik pada Pilkajur kali ini, beberapa jurusan menyertakan biodata pemilih di amplop suara. Alasannya, sebagai bukti partisipasi dalam Pilkajur dan menghindari penggelembungan suara. (ran/rik)