Sore itu, halaman parkir jurusan Teknik Lingkungan tampak lebih ramai dari biasanya. Diantara puluhan mahasiswa yang duduk-duduk santai, terlihat kedua kandidat calon Presiden BEM ITS mengkampanyekan visi dan misi yang akan dibawa untuk BEM ITS menjadi lebih baik.
Dimulai dengan Imron sebagai calon dengan nomor urut satu, memaparkan tentang visinya. Yakni, mendesain transformer perubahan untuk berkarya menuju Indonesia impian. Secara khusus, misi yang diungkapkan pun terangkum dalam kata transformasi.
"Trans, menjadi pelopor transisi pergerakan mahasiswa," tutur Imron yang tak lain merupakan mahasiswa Teknik Kimia. Selebihnya, "for" untuk mengawal formulasi dan pembentukan karakter mahasiswa ITS, dan "ma" untuk menjadikan keluarga mahasiswa ITS yang bersahabat. Sedangkan, mendorong semangat mahasiswa ITS untuk berinovasi dan berkarya untuk bangsa merupakan penjabaran dari "si". Slogannya pun tak kalah menarik, yakni "senyum transformasi".
Lain lagi dengan Muhlas, calon nomor urut dua. Visi yang tengah ia bawa adalah kesatuan Keluarga Mahasiswa (KM) ITS yang progresif untuk almamater dan bangsa. Dan misinya pun terdiri dari tiga hal. Diantaranya, mewujudkan BEM ITS yang progresif dan bersahabat, mendorong terwujudnya sinergisitas KM ITS,serta penguatan peran strategis elemen KM ITS dalam implementasi Tri Dharma perguruan tinggi dan pergerakan mahasiswa Indonesia.
Usai pemaparan visi misi, mahasiswa lainnya tampak antusias bertanya banyak hal. Ketika ditanya mengenai sejauh apa peran BEM ke jurusan, Imron pun sigap menjawab, BEM harus mampu bekerja sama dengan pihak jurusan. Mulai dari kerja sama terkait advokasi akademik, riset dan teknologi (ristek), hingga pengabdian masyarakat.
Sedangkan Muhlas pun menuturkan, komunikasi dengan pihak jurusan harus diperbaiki. "Kita harus mampu bersahabat dengan HMJ," ungkap mahasiswa jurusan Teknik Sipil tersebut. Hal tersebut dipaparkan sesuai dengan slogannya "Progresif dan Bersahabat".
Tak hanya itu, pertanyaan mengenai "ingin jadi apa", pun dilontarkan oleh salah seorang mahasiswa. Secara sederhana, ia ingin para calon Presiden BEM ITS ini menuturkan keinginannya melaui tiga pilihan, yaitu engineer, teknokrat yang profesional namun masih peduli dengan sisi masyarakat, dan pilihan masing-masing.
Muhlas pun menjawab ia ingin menjadi seperti Bung Hatta. "Bung Hatta itu memiliki tanggung jawab moral dan intelektual," terang Muhlas. Baginya, menjadi engineer atau teknokrat itu bisa nanti sebab hal tersebut bukan jiwa. Lain halnya dengan Imron, ia menuturkan ingin menjadi mahasiswa Indonesia yang berkarakter. Dan karakter yang akan dibangun adalah lifeskill.
Di akhir sesi kampanye, kedua kandidat pun ditanya mengenai langkah kongkrit yang akan dilakukan mahasiswa terhadap birokrasi. Sebagai penjawab pertama, Imron memaparkan terkait keterbukaan informasi publik tentang dana kemahasiswaan. Hal terebut memang sesuai dengan Undang-Undang yang pernah disosialisasikan pemerintah di ITS. Sedangkan Muhlas, lebih ingin membuka ruang diskusi seluas-luasnya dengan birokrasi. (esy/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan