Sosialisasi sebelum penutupan posko bantuan memang menjadi hal penting yang perlu dilakukan. Terutama apabila menyangkut mitigasi bencana. Sebab, hal tersebut akan menjadi wawasan para korban untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Eko sebagai Satkorlap dari Pemerintah Kota (Pemkot) memaparkan hal apa saja yang perlu dilakukan ketika berhadapan dengan bencana kebakaran.
“Yang utama, jangan panik,†ungkap Eko tegas. Sebab, sikap panik akan memengaruhi banyak langkah yang harus dilakukan saat kebakaran terjadi. Salah satunya adalah menghubungi pemadam kebakaran. Terlambat sebentar saja, pasti lah kebakaran sudah meratakan rumah-rumah dengan tanah saat pemadam kebakaran datang.
Menurut Eko, dalam menghubungi pemadam kebakaran, masyarakat pun harus memperhatikan detail alamat yang diberikan. Bukan sekedar memberikan alamat berupa daerah saja. Nama jalan, nomor, lokasi sekitar juga perlu disebutkan dengan detail. Misalnya saja, kawasan tersebut berhadapan dengan pom bensin.
Senada dengan Eko, Agus sebagai Satkorlap juga menuturkan kesalahan yang acapkali terjadi saat kebakaran adalah banyak warga yang menonton tanpa membantu. Tentunya, hal teresebut akan berakibat fatal. Kebakaran tak segera terhenti, akses jalan bagi pemadam kebakaran pun tertutup karena banyaknya warga yang mengerumuni jalan.
“Hal penting lagi, pasrahkan pada petugas kebakaran,†ujar Agus menanamkan kepercayaan pada para korban. Sebab, mereka telah mengetahui prosedur pemadaman api dengan baik. Tak lupa, ia menekankan agar warga selalu waspada dan hati-hati. Mematikan listrik sebelum meninggalkan rumah juga menjadi bagian penting.
Usai pemaparan dari Satkorlap, Dra Hamidah MSi Psi yang tak lain merupakan seorang psikolog pun membantu memberikan ketenangan bagi para korban. Diawali dengan bertanya hal yang dirasakan warga. Banyak warga yang antusias menuturkan perasaannya setelah terjadi musibah ini.
Ada yang mengeluhkan rumah sudah tak ada, ditambah keperluan pendidikan bagi anaknya sudah hangus terbakar. Ada pula yang menuturkan susahnya menjalani hidup setelah ini tanpa penghasilan. “Tetap positive thinking dan bersabar,†ujar Hamidah sembari membangkitkan semangat warga. Ia mengungkapkan, warga harus memiliki kepercayaan diri dan optimis mampu menyelesaikan masalahnya.
“Jika punya masalah juga jangan dipendam,†terang Hamidah. Ia memaparkan pentingnya sharing antara satu sama lain. Selain mendekatkan hubungan sosial antar warga, sharing juga berguna untuk menimbulkan perasaan saling membantu. Misalnya saja, bagi warga yang telah mendapat pekerjaan lagi, diharapkan mau membantu warga lainnya.
Acara ini pun diakhiri dengan pemberian santunan oleh KM ITS. Yakni, berupa uang sebesar Rp 100 ribu tiap 46 kepala keluarga (KK). Untuk korban kebakaran parah, hanya satu orang, juga diberikan tambahan santunan Rp 100 ribu. Tak lupa, santunan bagi anak-anak sekolah sebanyak 18 anak pun diberikan Rp 100 ribu untuk membeli kebutuhan sekolah.
Tak hanya itu, bantuan berupa keperluan lainnya juga diberikan. Mulai dari pakaian, selimut, susu bayi, bubur bayi, keperluan mandi, makanan, hingga mainan. “Semoga bantuan kecil ini bisa mengurangi beban para korban. Dan semoga mereka bisa hidup lebih baik,†tutur Rina dari BEM ITS. Ia juga menambahkan, berkaca dari kebakaran Keputih dan Mulyosari, akan segera diinisiasi adanya mahasiswa tanggap bencana (Mahagana). (esy/bah)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung