ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
11 September 2011, 16:09

Pelajari PFM, Siapkan Kontribusi Bagi Bangsa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seminar ini merupakan acara yang bakal menjadi agenda tahunan HMTI. Pasalnya, acara yang dilakukan kali ketiga ini memang membawa dampak apik bagi mahasiswa baru. Sedikit demi sedikit, mereka tahu gambaran apa yang dibutuhkan masyarakat disekitarnya. ‘’Jadi, mahasiswa baru tak hanya bangga sebagai mahasiswa,’’ ujar Sari Jumayla, ketua panitia acara tersebut.

Diakui Sari, materi yang diberikan tiap tahunnya pun terdapat beberapa perubahan. Namun, satu materi pokok yang tak dapat ditinggalkan adalah sejarah pergerakan mahasiswa dan PFM. Kali ini, materi tersebut disampaikan Grandis F Rochmadi sebagai pembuka seminar.

Menurut pria yang kerap disapa Grandis ini, bila diceritakan secara runtut, pergerakan mahasiswa memiki perjalanan panjang sejak tahun 1908 hingga 1998. Saat itu, banyak terjadi gejolak. Salah satunya lengsernya presiden Soeharto. “Sebenarnya, reformasi belum berakhir,” tutur Grandis.

Pun begitu dengan organisasi kemahasiswaan ITS. Perubahan yang terjadi belum mencapai tahap akhir. Diawali dengan Musyawarah Besar (Mubes) I tahun 1994, Mubes II tahun 1998, Mubes III tahun 2001, hingga Mubes IV yang kini tengah menjadi topik hangat perbincangan mahasiswa ITS.

Dikatakan Grandis, mengetahui sejarah pergerakan mahasiswa penting sebagai dasar untuk memahami PFM. “PFM sendiri mencakup iron stock, agent of change, social control, dan moral force,” terang mentri koordinasi bidang internal BEM ITS ini. Secara teori, hampir semua peserta mengerti arti dari empat bagian PFM tersebut.

Sembari tersenyum Grandis menyebutkan cara menunjukkan sikap PFM bisa dimulai dengan hal kecil. Misal, bersikap sopan santun tanpa mengurangi esensi perjuangan, semangat mengawali jalannya reformasi, dan bersikap kritis terhadap diri sendiri.

Setelah mengetahui PFM, peserta seminar pun diajak menengok kondisi bangsa Indonesia melalui materi wawasan kebangsaan, mencintai Indonesia. Dijelaskan Aris Pradana sebagai pembicara kedua, kondisi Indonesia memang cukup memprihatinkan.

Peserta juga dipaparkan bagaimana simbol mahasiswa inspiratif melalui materi yang disampaikan Mahardika Fahrudin Roiz. Banyak orang inspiratif negeri ini. Salah satunya adalah Anis Baswedan lewat pengabdiannya dalam mencetuskan Indonesia Mengajar. “Saatnya kita take action,” pungkas Mahardika mengakhiri paparannya. (esy/nrf)

Berita Terkait