Kali ini, Nuh memang terlibat kembali sebagai pembimbing mahasiswa S3 seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Meski, ia sedang disibukkan dalam tugas negara, Nuh masih menyempatkan membimbing mahasiswa S3 yang studi di jurusan Teknik Elektro. "Jika disertasinya sesuai bidang saya, saya bimbing," tutur Nuh sembari tersenyum.

Disertasi yang diselesaikan terkait Engine Torque Control of Spark Ignition Engine dengan metode Robust Fuzzy Logic Control. Disertasi tersebut memaparkan tentang optimasi bahan bakar lewat pengontrolan mesin. "Ini memiliki kontribusi bagus untuk pengembangan ilmu kontrol," terang mantan rektor ITS tersebut.

Ia juga menambahkan, kualitas lulusan doktor ITS dan nasional secara umum sudah bagus bila dilihat dari ragam penelitiannya. Namun, cukup disayangkan, jumlah lulusan  doktor nasional masih tergolong sedikit. "Budaya keilmuan harus selalu dibangun dengan penelitian-penelitian berkualitas," ujar pria asli Surabaya ini.

Untuk mendorong kualitas penelitian, jurusan Teknik Elektro pun telah memiliki dua jenis ujian bagi mahasiswa yang akan meraih gelar doktor. Yakni, ujian terbuka dan ujian tertutup. Ujian tertutup merupakan ujian yang dilakukan sebelum ujian terbuka. "Kualitas ujian tertutup juga kami tingkatkan," tutur Prof  Dr Ir Mochamad Ashari, ketua Jurusan Teknik Elektro.

Dikatakan Ashari, ITS mematok syarat dilaksanakan ujian tertutup hanya publikasi dua jurnal nasional. Namun, secara khusus, Teknik Elektro memiliki syarat berbeda. "Harus memiliki satu jurnal nasional dan satu jurnal internasional," ujar pria berkacamata ini.

Publikasi jurnal internasional pun tak boleh sekedar terakreditasi. "Harus terindeks di Scopus dan Thomson (bagan yang memberikan rating untuk paper, red)," jelas Ashari lagi. Sebab, lanjutnya, ketika paper tersebut menjadi paper pilihan yang terindeks, paper tersebut bakal menjadi referensi penelitian orang lain. Sepakat dengan Nuh, Ashari pun berharap kualitas lulusan doktor semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas penelitian. (esy/nrf)