ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
23 Juni 2011, 21:06

Daniel: Lebih Baik Indonesia Jadi Negara Federal

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Melihat realita tersebut, maka Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FTI ITS menggelar Seminar Nasional dan Bedah Buku Indonesia Menentukan Nasib (IMN) dari Reformasi ke Transformasi Kelembagaan, Kamis (23/6). Tak tanggung-tanggung, acara hasil kerja sama dengan Pasca Sarjana Teknik Industri ini dihadiri lebih dari tiga ratus peserta. Tak hanya kalangan mahasiswa ITS, hadir juga beberapa mahasiswa luar ITS, masyarakat umum, kalangan pendidikan.

Seminar yang digelar selama lima jam ini, dimulai dari pemaparan pertana oleh Fritz E Simandjutak, Presiden Rajawali Foundation. Dalam kesempatan itu, Fritz E Simandjutak menyuguhkan beberapa fakta mengenai kondisi Indonesia. Ia membenarkan jika saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang stabil. Kepercayaan terhadap investor juga semakin membaik. Sayangnya, di sisi lain keterpurukan terjadi di beberapa sektor vital, seperti kesehatan, pendidikan, dan demokrasi.

”Meskipun telah tumbuh dengan baik, tetapi masih kalah jauh dibandingkan dengan negara Asia lain seperti China, Malaysia, Thailand, dan Filipina,” terang Vice President Indonesia Marketing Association (IMA) ini. Ia pun mengibaratkan Indonesia sebagai pelari maraton yang hanya mampu melihat pesaingnya melesat ke depan, sedangkan Indonesia mempercepat langkahpun tidak.

Sesuai dengan isi buku IMN, Fritz memaparkan sebuah solusi untuk kekacauan yang terjadi. "Menurut kami (tim penulis buku), transformasi kelembagaan adalah solusi yang baik,” terangnya. Pada dasarnya, semua kecarutmarutan ini berasal dari tiga lembaga hukum, eksekutif, legislatif dan yudikatif. Mengenai mulai dari mana, Fritz menegaskan jika dimulai dari para pemimpin.

Senada dengan Fritz, Daniel M. Rosyid juga menyetujui adanya transformasi kelembagaan. Menurutnya, kelembagaan seharusnya dapat menjadi produced capital yang dapat memberikan nilai tambah bagi kelangsungan hidup bangsa. "Modal capital dari lembaga adalah renewable,” terang pakar IMA ini.

Dalam kesempatannya, Daniel lebih banyak menyoroti tentang kecarutmarutan di laut. ”Saat ini laut menjadi tempat aktivitas ilegal,” terang pakar kelautan Indonesia ini. Lebih luas, ia pun menawarkan konsep pembentukan Negara Indonesia Serikat sebagai solusi permasalahan Indonesia. Alasannya, Indonesia mempunyai latar belakang sebagai negara kerajaan.

Di samping itu, dosen kelahiran Klaten ini juga mewacakan bentuk negara federal sebagai alternatif bentuk negara. Alasannya, karena 70 persen wilayah Indonesia adalah laut.

Di akhir seminar, Fritz menyimpulkan jika apapun solusi yang ditawarkan akan sangat percuma jika hanya menjadi wacana. "Bertindak itu adalah solusi yang paling baik," pungkasnya. (ran/bah)

Berita Terkait