ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
22 Juni 2011, 20:06

Fokus Parallel Session di Hari Kedua ASFA-ASS 2011

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebelum masuk ke parallel session, acara ini diawali dengan keynote speech dari Prof. Andrzej Bargiela. Mengusung tema Balancing Interpretability and Representativeness of Information Granules in Fuzzy Clustering, sesi ini mendapat perhatian khusus dari para peserta seminar.

Dalam parallel session, para peserta seminar dibagi menjadi lima ruang dalam lima sesi. Sesi pertama dan kedua telah digelar kemarin. Sedangkan sisanya akan dituntaskan hari ini. Dalam setiap ruangnya terdapat empat pemakalah yang secara bergantian mempresentasikan papernya.

Dikonfirmasi mengenai parallel session ini, Indra Adji Sulistijono Dr Eng, selaku Local Organizer Chair menanggapi jika tujuan utamanya adalah efisiensi waktu. Ia menegaskan jika para peserta, datang untuk mempresentasikan hasil riset mereka. Dengan sistem ini, seluruh pemakalah yang berjumlah 94 akan terfasilitasi. ”Kalau dalam kelas besar, dapat memakan waktu berhari-hari,” ungkapnya

Lebih lanjut, dosen PENS ini mengatakan dengan sistem ini para peserta yang tidak sedang presentasi dapat memilih untuk mengikuti presentasi sesuai keinginan mereka. Sehingga kedatangan mereka tidak sia-sia.

Setiap ruang di setiap sesi mengambil tema yang berbeda. Salah satu contohnya di ruang empat pada sesi pertama. Tema yang dipakai untuk ruang ini adalah Fuzzy Space & Optimization. Dalam ruang ini seharusnya dipresentasikan empat makalah, yaitu oleh Shaban Sedghi sebagai pemakalah pertama, Nabiollah Shobkolaei, sebagai pemakalah kedua. J Chamorro-Martinez, J M. Soto-Hidalgo, D Sanchez, P. Martinez-Jimenez, pemakalah ketiga dan Krisztian Balazs, Mark Farkas, Laszlo T Koczy sebagai pemakalah keempat.

Berkenaan dengan Fuzzy Space and Optimization, Laszlo T Kocsky yang didaulat sebagian pemakalah keempat membawa tema Proposal On Formalizing Uncertain Business Criteria As Fuzzy Constraints In Multi-Objective Crew Scheduling Problem (CSP) Optimization. Dalam paparannya, pria asal Norwegia ini menyimpulkan jika penggunaan fuzzy dalam penyelesaian suatu masalah bergantung terhadap kondisi masalah tersebut.

Nur Hasanah, salah satu peserta presentasi menjelaskan jika fuzzy sendiri adalah bagian dari Ilmu Komputer. Jika sebelumnya, komputer hanya berisi ya atau tidak dengan angka 1 dan 0 dengan fuzzy, suatu nilai dapat dihitung. Lebih lanjut, mahasiswa Tsukuba University ini menjelaskan jika logika fuzzy erat kaitannya dengan ketidakpastian. Fuzzy mengakomodir cara berfikir manusia ke dalam ilmu komputer,” terang alumnus IPB ini.(ran/bah)

Berita Terkait