Sepanjang jalan menuju pintu masuk, terpasang banyak tulisan No Smoking dan larangan untuk membawa benda yang tidak ramah lingkungan, contohnya plastik. Selain itu, panggung didesain dengan banyak atribut berwarna hijau. Tanaman hias berjejer rapi di area depan panggung. Sementara di belakang panggung, berjejer rumput ilalang. Hal ini dilakukan oleh panitia FRESHtival 2011 yang ingin melestarikan lingkungan, sesuai dengan tema green living yang diangkat.
Setelah diadakan Bikers Carnival di pagi harinya, acara dilanjutkan dengan Freshtival Band, yaitu kompetisi band untuk umum. Beberapa band unjuk gigi dalam perlombaan ini. Salah satunya adalah grup band Polka yang menyanyikan lagu untuk mendukung penghijauan.”Kalimantan, Sumatra, pohon-pohon banyak yang ditebang dan membuat lingkungan kita semakin panas,” ungkap sang vokalis sebelum menyanyikan lagu.
Selain itu, juga tampil band dari arek-arek ITS sendiri, MPB. Penampilan grup ini agak sedikit berbeda dangan yang lain. Pasalnya, mereka memakai baju adat Sumatera Barat. Tidak hanya itu, grup band ini juga menggunakan seruling dan alat seperti ketipung dalam penampilannya.
Tidak hanya Freshtival Band, kelima finalis Miss Green Campus juga tampil di atas panggung untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tiga dewan juri. Ketiga dewan juri tersebut adalah Narendra dari Tunas Hijau, Dian Ayuningtyas, dan Tyas dari Kompas Kampus.
Narendra bertanya kepada salah satu finalis, Ari Ganesha, tentang instruksi ”Buanglah Sampah Pada Tempatnya” yang belum tercapai. Menurut mahasiswi jurusan Biologi ini, tercapai atau tidaknya instruksi tersebut tidak tergantung pada pengetahuan yang dimiliki seseorang. Tetapi lebih kepada kesadaran akan pentingnya hal tersebut. Dia mencontohkan orang yang merokok walaupun tahu jika merokok itu tidak baik bagi kesehatan.
”Oleh karena itu, perlu adanya sanksi bagi yang membuang sampah sembarangan agar timbul efek jera. Kita perlu bekerja sama dengan LSM dalam mengatasi hal ini. Karena seringkali jika pihak akademisi dan pemerintah yang menjelaskan, masyarakat tidak paham karena bahasa yang dipakai terlalu tinggi,” ungkap mahasiswi berambut panjang tersebut.
Ada Gerbong Tiruan Alam di ITS
Sementara itu, di depan Gedung Robotika ITS, terdapat sebuah gerbong dari Tupperware Green Living. Gerbong tersebut memberikan gambaran keadaan bumi yang hijau dan gersang. Begitu masuk pintu masuk gerbong, akan terdengar suara kicauan burung dan alam bebas. Suara tersebut adalah suara buatan untuk menguatkan kesan alam bebas.
Ruangan pertama adalah ruang dengan pemandangan pantai yang hijau dan indah. Sedangkan ruangan kedua adalah ruang dengan pemandangan alam yang suram dan mencekam dan penuh sampah akibat tidak dirawat tidak baik. Selain itu diputarkan pula video tentang bencana alam. Ruang ketiga adalah ruang yang menggambarkan alam yang hijau kembali. (nir/tyz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan