Semuanya sesuai dengan tema acara mengenai paradigma perjalanan arsitektur dari masa ke masa. KLJ membuka paradigma para peserta workshop bahwa fotografi tak selamanya identik dengan peralatan mahal. "Sebuah foto bisa dihasilkan hanya dengan cara sederhana," ungkap Diah Kusuma Ningrum, salah satu pemandu workshop tersebut.
Alat yang ditunjukkan Diah memang cukup sederhana. Sebuah kaleng bekas rokok yang telah dihitamkan sisi-sisinya, baik dalam maupun luarnya. Salah satu sisi kaleng dilubangi, dan ditutup oleh selembar aluminium foil dengan setitik lubang jarum.
Cara penggunaannya pun sederhana. Setelah diisi dengan film foto, ‘kamera’ diletakkan di suatu tempat, lubang pada foil aluminium menghadap objek yang ingin dipotret. Kamera dibiarkan selama beberapa detik. "Kalau sedikit mendung, bisa ditinggal sampai sekitar satu menit," jelas Diah lagi.
Setelahnya, film tersebut dicuci dalam beberapa larutan kimia. Perlahan-lahan akan muncul gambar pada film tersebut. Pengambilan gambar yang tepat akan menghasilkan gambar hitam-putih sempurna, serupa pengambilan gambar dengan kamera biasa yang berlensa wide-angle.
Acara ini pun semakin meriah ketika masuk sesi Diskusi Desain Arsitektur kedua yang menghadirkan tim MRaC. Tim yang diinisiasi oleh beberapa mahasiswa Arsitektur ITS ini telah bergelut dengan ide biomaterial dari mangrove sejak tahun 2009. "Tidak selalu mudah untuk menjelaskan ide tersebut kepada orang lain, apalagi untuk membuktikannya," tutur Ridho Prawiro, ketua tim.
Menurutnya, tak jarang orang yang mendengarnya pesimis. Ini karena pengertian masyarakat pada umumnya mengenai arsitektur ataupun bangunan sering terbatas pada material-material ‘mati’, seperti semen, beton dan baja. Bahkan di kalangan para arsitek sendiri pun, belum banyak yang berpikir mengenai arsitektur alami seperti konsep MRaC.
Namun hal itu justru yang menantang tim MRaC untuk melanjutkan eksplorasi mereka, dan membuktikan teori-teori mereka mengenai ruang arsitektural di lahan mangrove. Menurut salah satu anggota MRaC, Arya Brima Nuansa, "Tiga puluh tahun lagi, ide ini sangat mungkin untuk diterapkan di daerah pesisir atau offshore," paparnya. (lis/nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung