Setiap ruang di berbagai jurusan menjadi tempat ujian. Masing-masing ditata untuk dua puluh peserta ujian. Beberapa dosen jurusan turut didaulat sebagai pengawas ujian. Materi unjian hari pertama ini adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan ujian tes kemampuan dasar yang meliputi Matematika Dasar, Bahasa Inggris, dan Indonesia.
Suasana tegang mewarnai, ujian yang mulai digelar pukul 08.00 ini. Hal ini terlihat dari mimik para peserta yang tampak tegang. Bahkan, sebagian dari mereka masih menyempatkan diri membuka buku sesaat sebelum memasuki ruangan. Ada juga juga peserta yang terus memanjatkan do’a sambil menunggu lembar jawaban dan soal dibagikan.
Ketegangan serupa tidak hanya milik para peserta. Pasalnya, hal yang sama dialami oleh para pengantar baik orang tua maupun kerabat lain. Seperti yang dialami oleh Derry Pradana yang sedang mengantarkan adiknya mengikuti tes. Ia cukup mengkhawatirkan keadaan adiknya. "SNMPTN ini masalah mental dan persiapan. Apalagi adik saya, yang dari SMK Elektro. Tentu materi yang didapat masih kalah dengan seperti anak SMA," terang mahasiswa Teknik Kimia, angkatan 2010 ini.
Cerita lain mengalir dari Siti Khoirun Nisak, salah satu peserta SNMPTN dari SMA 1 Campurdarat, Tulungagung. Dia bersama kedua orangtuanya, telah berangkat dari Desa Besole Kecamatan Besukih, sejak hari Minggu (29/5). Demi mengantarkan sang putri, mereka pun rela untuk tidur di masjid. "Minggu malam tidur di Masjid Mustakim, Senin tidur di masjid dekat Polres Jayabaya. Rencananya nanti malam tidur di masjid ITS," akunya.
Nisa, sapaan akrab Siti Khoirun Nisak merupakan peserta SNMPTN yang telah lolos seleksi awal Bidik Misi Unair. Tes ini akan menentukan di jurusan mana dia akan diterima. "Dia mendaftar di jurusan Fisika dan Kimia," terang Muslim, sang ayah yang sehari-hari sebagai petani.
Menurut sang ayah, Nisa merupakan anak yang cukup pandai. Pasalnya, ia selalu meraih peringkat satu tingkat sekolah. Untuk SNMPTN ini, Nisa hanya belajar sendiri. . "Tidak pernah ikut bimbingan belajar. Biayanya mahal, mbak," terangnya.
Harapan pun mengalir dari mereka. "Semoga Nisa diterima dan dapat Bidik Misi," ungkap sang ayah. Ungkapan senada pun mengalir dari Suryawati, yang juga ikut menunggui putrinya, Reza Adelia. "Semoga dia diterima," terang perempuan asal Kamal, Madura ini. (ran/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung