ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
28 Mei 2011, 23:05

Asah Kewirausahaan dengan Pecha Kucha Festival

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Istilah pecha kucha berasal dari Jepang. Ketua pantia pecha kucha festival, Agus Iswahyuni mengatakan, pecha kucha adalah salah satu jenis teknik presentasi dengan beberapa aturan. Yakni, jumlah slide yang ditampilkan maksimal berjumlah 20 dan setiap slide hanya boleh ditampilkan 20 detik. ”Jadi waktu presentasi tiap orang hanya 6 menit 40 detik,” ucapnya. Selain itu, pergantian slide harus dilakukan auto run dan tidak diperkanankan manual.

Agus menjelaskan, pada lomba ide bisnis ini peserta tidak diwajibkan membuat proposal. Sehingga, semua penilaian dewan juri diambil saat presentasi. Penilaian meliputi ide bisnis, tampilan slide, cara presentasi serta kesesuaian syarat dan peraturan lomba dengan yang ditampilkan. ”Minimal semua syarat pecha kucha harus dipenuhi,” ungkap mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2009 ini.

Tujuan diadakannya pecha kucha festival pun bukan hanya meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa, namun juga melatih mahasiswa supaya terbiasa mempresentasikaan bisnisnya di depan investor. ”Yang dilihat orang luar kan yang kita tampilkan, kalau dari presentasi kita bagus dan meyakinkan, pasti investor tertarik,” tembah mahasiswa asli Surabaya ini.

Sementara itu, Agung Laksono, salah satu peserta pecha kucha festival dalam presentasinya menyebutkan, saat ini hampir semua aktivitas manusia tidak bisa dipisahkan dengan internet, termasuk transaksi perdagangan. Oleh karena itu, perlu ide kreatif untuk menolong pedagang menengah ke bawah supaya dapat memasarkan produknya melaui internet. ”Nah, kami menawarkan  victor media sebagai solusi permasalahan tersebut,” terangnya.

Victor media merupakan penyedia layanan toko online termasuk perawatan dan pengelolaannya. Agung menceritakan, jika ada pelanggan yang hendak menggunakan jasa toko online tersebut cukup membayar uang muka di awal dan kemudian setiap bulan iuran rutin untuk biaya perawatannya. ”Itu termasuk garansinya juga, ketika ada hack, trouble maupun kena virus kita yang akan bertanggung jawab,” tegasnya

Selain itu, Agung berharap kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi event saja, namun terdapat  follow up setelah acara selesai. ”Minimal menanyakan kelanjutan idenya tersebut, diaplikasikan atau tidak,” tutup mahasiswa Sistem Informasi angkatan 2007 ini. (rik/nrf)

 
 

Berita Terkait