ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
19 Mei 2011, 08:05

Tawarkan Sistem Kereta Api Tengah Kota

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Menurut Djoko S Warno, pakar perkeretaapian MTI, perencanaan pembangunan jalan layang tidak sejalan dengan semangat rencana induk perkeretaapian nasional (Ripnasu) yang digariskan Undang-Undang perkeretaapian. “Padahal ketika masa pemerintahan Hindia-Belanda sekitar tahun 1978. Surabaya pernah mengoperasikan kereta uap Trem yang menghubungkan beberapa kawasan di Surabaya,” terangnya.

Aditya, salah seorang narasumber dari IRPS menyeru agar kementerian perhubungan dan lembaga legislatif untuk menghentikan pembangunan jalan layang. Dan mendorong penetapan pengembangan alur kereta api non aktif secara bertahap. Ia mengatakan, kerata api merupakan salah satu jenis transportasi dalam sistem transportasi nasional yang mempunyai karakteristik pengangkutan secara massal, dan mempunyai keunggulan tersendiri yang tidak dapat dipisahkan dengan jenis transportasi lain. "Karena itu perlu dikembangkan potensinya dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah, terutama di Surabaya” katanya.

Hal ini memungkinkan pemerintah bersama PT Kereta Api Indonesia untuk menghidupkan kembali jalur kerata api yang ditutup sesuai tuntutan kebutuhan perkembangan kondisi wilayah serta kebutuhan pasar pengguna kereta api.

Selain itu, Prof Daniel M Rosyid, salah satu dosen ITS yang menolak rencana pembangunan tol tengah kota menyebutkan, revitalisasi kerata api bisa membangkitkan transportasi di Indonesia. Saat ini, kereta api dianggap sangat cocok dan ideal di Surabaya. “Harus ada dorongan dari lembaga  legislatif untuk mendukung pengembangan transportasi massal, khususnya perkeretaapian,” ujar dosen jurusan Teknik Kelautan ITS yang juga anggota MTI ini. (rik/yud)

Berita Terkait