Acara yang baru pertama kali digelar ini bisa dibilang cukup sukses. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung yang mencapai ribuan orang. Baik itu dari kalangan civitas akademika maupun dari pihak luar. ‘’Di hari kedua ini sekitar dua ribu pengunjung,’’ ungkap M Taufiq Faizal.
Puncak acara besutan Departemen Sosial Masyarakat (Sosmas) BEM ITS memang diselelnggarakan di hari kedua ini. Maka tak heran acara yang ditawarkan jauh lebih banyak dan variatif. Meski begitu, semuanya tetap mengandung unsur budaya seperti tujuan acara ini sendiri.
Tak hanya panggung rakyat, ada juga pasar tradisional, lomba mewarnai untuk 100 anak TK, lomba mading untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta lomba permainan tradisional.
Pada pasar tradisional, berdiri berbagai stan dari daerah di Indonesia. Seperti Ponorogo, Kalimantan, Bali, Blitar, Banyuwangi. Kehadiran mereka memang diundang guna menyemarakkan Hari Budaya ITS ini.
Sesuai dengan temanya, pasar tradisional menawarkan berbagai macam produk khas berbagai daerah. Baik itu makanan, minuman, maupun cindera mata. Seperti stan Kalimantan yang menawarkan soto banjar, atau stan Blitar yang menawarkan wajik klethik.
Menariknya, berbagai stan ini dilombakan. Taufiq menyebutkan ada tiga predikat yang akan diberikan yaitu kategori terbersih, terbaik, dan terfavorit. Untuk stan terbersih diraih oleh stan Ponorogo, sedangkan terbaik adalah stan Bali. Untuk stan terfavorit berhasil diraih oleh stan dari Kalimantan.
Selain pasar tradisonal, permainan tradisional tak kalah menarik. Ada tiga jenis permainan yang dilombakan. Yaitu Gobak Sodor, Bakiak, dan Bentengan. ‘’Lomba ini sebenarnya untuk pengurus himpunan. Tetapi perkumpulan mahasiswa juga boleh ikut,’’ terang mahasiswa angkatan 2009 ini. Hasilnya, keluarga Keluarga Mahasiswa dan Pelajar Ponorogo di Surabaya (KMPPS) menjadi jawaradi permainan Gobak Sodor . Sedangkan Bentengan dimenangkan oleh jurusan Teknik Kelautan dan Bakiak dimenangkan oleh Jurusan D3 Teknik Elektro.
Panggung rakyat pun juga menelurkan tiga juara untuk tiga kategori. Kategori pertama yaitu aksi terfavorit yang berhasil diraih oleh Harmonic dengan akustikan tradisionalnya. Kategori Extra Ordinary berhasil direbut oleh tim Pinky Sharkz Embembz and Chubby Beudtz Cuka Toklat and Ayank Mama Papa Py Qta Ntuh Ugag Alay. ‘’Dari namanya saja sudah ekstra,’’ ungkap Taufiq. Kategori terakhir Best Perform diraih oleh Overtime, sebuah band dari PPNS.
Pesta penutupan Hari Budaya ini turut dimeriahkan oleh Raki Jawa Timur, Ferbika Mitamadela. Bersama Thulek Banyuwangi, mereka mempersembahkan tarian Geger Gandrung untuk Hari Budaya ITS. Seiring semakin larutnya malam kemeriahan Hari Budaya pun diakhiri. Sebagai penutup acara, The Dalu menghibur para pengunjung Hari Budaya dengan alunan melodinya. (ran/nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan