Selama ini banyak tudingan ESDM hanya melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap barang tambang yang dimiliki Indonesia. Bahkan, mereka dinilai tidak memperhatikan hal yang berbau ramah lingkungan. Termasuk energi yang digunakan di Indonesia. Pernyataan tersebut pun disanggah Imam Asy’ari.
‘’Banyak barang yang kita pakai berasal dari barang tambang, misal botol minuman ini,’’ ungkap Imam. Yang penting, lanjut Imam, eksploitasi dilakukan sesuai porsi kebutuhan dan tetap memperhatikan kondisi lingkungan. Seperti halnya, eksploitasi batu bara dan minyak bumi sebagai sumber energi yang menempati jumlah cukup besar untuk digunakan.
Mengatasi hal tersebut, ESDM berusaha mengembangkan energi alternatif. Menurut Imam, geothermal bisa menjadi jawaban baik untuk masalah ini. ‘’Kita sudah memetakan daerah-daerah di Jawa Timur yang memilki kandungan panas bumi,’’ tutur pria alumni Teknik Kimia sembari menunjukkan peta Jawa Timur.
Meski saat ini panas bumi dinilai hanya memiliki potensi kecil, namun justru peluang dalam persaingan global lebih besar. Ditambah lagi, penggunaan panas bumi benar-benar berdampak baik bagi keadaan lingkungan. Imam menunjukkan, kondisi hutan yang gersang beralih menjadi hijau dan subur setelah adanya pengelolaan panas bumi di lokasi tersebut.
Satu hal yang Imam harapkan adalah pihak Perguruan Tinggi, seperti mahasiswa, mau turut terlibat. ‘’Sehingga, pengembangan energi terbarukan tak ada hambatan lagi,’’ tambah Imam lagi.
Menanggapi pemaparan Imam, Agus Sutjahjo dari BLH menuturkan pemanfaatan energi mampu memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar 25 persen. Dengan menggunakan energi ramah lingkungan sama artinya dengan mengurangi emisi bagi lingkungan. ‘’Panas bumi harus bisa menunjang kebutuhan energi nasional,’’ ungkap pria yang pernah bekerja di Maspion.
Ia menambahkan, pembangkit listrik yang digunakan harus ramah lingkungan pula. ‘’Target kami sekitar 60 persen pembangkit harus ramah lingkungan,’’ tandas Agus yang tidak lain merupakan alumni Teknik Kimia pula.
Agus berharap, kepedulian terhadap lingkungan juga dimulai dari pribadi masing-masing. Misalnya, membeli produk kemasan yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, dan menggunakan tas kain grocery bukan kantong plastik. (Esy/nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan